Senin 22 Aug 2022 21:46 WIB

23 Persen Warga Kediri Masih BAB Sembarangan

Kediri menargetkan BAB di jamban 100 persen pada 2024.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengungkapkan, tingkat kesadaran masyarakat Kediri, Jawa Timur, membuang air besar di jamban atau toilet masih belum 100 persen. Karena itu, wilayahnya masuk dalam open defecation free (ODF) atau buang air besar (BAB) sembarangan dengan tingkat 23 persen.

Menurut jumlah yang BAB di jamban 77 persen perlu ditingkatkan. Pada 2024, ia menargetkan 100 persen masyarakatnya sudah memakai toilet.

Baca Juga

"Ini harus menjadi perhatian bagi kepala desa dan camat di Kabupaten Kediri. Target saya tahun 2024, dari sisa 23 persen tersebut harus buang air (besar) pada tempatnya," katanya saat acara deklarasi ODF di Balai Desa/Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Senin (22/8/2022).

Pihaknya mempunyai program terkait dengan sanitasi ini. Warga mendapatkan bantuan sanitasi dan jamban penerima manfaat bantuan stimulan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) atau stimulan jamban.

Menurutnya, sebenarnya kesadaran masyarakat akan buang air di jamban atau toilet saat ini sudah meningkat, namun hal tersebut perlu ditingkatkan. Untuk merealisasikan kesadaran masyarakat akan membuang air besar di jamban, pemkab gencar memberikan edukasi.

Terdapat lima instrumen atau pilar program STBM tersebut, yakni tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan aman, serta mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Dengan kelima instrumen tersebut, diharapkan dapat mewujudkan kondisi sanitasi total yang bersih dan higienis melalui pemberdayaan masyarakat. "Program ini yang pada intinya mengintervensi supaya perilaku hidup masyarakat higienis atau terbebas dari penyakit-penyakit lingkungan," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kediri, dokter Achmad Khotib mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak sembarangan membuang air besar memang sudah membaik dibanding tahun lalu. Menurut dia, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan 53 desa yang masuk dalam kategori desa ODF di 2022 ini.

Dari data Dinkes Kediri, hingga bulan Agustus 2022, sebanyak tujuh Kecamatan dan 173 desa atau total 268 desa telah masuk dalam kategori ODF. "Tahun ini ada kemajuan dibanding tahun 2021, ada penambahan 53 desa," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga melakukan pengecekan secara langsung sanitasi di rumah warga penerima manfaat bantuan stimulan sanitasi total berbasis masyarakat tersebut. Bupati berdialog dengan pemilik rumah dan mereka menyatakan terbantu dengan program tersebut, karena saat ini sudah mempunyai sarana jamban atau toilet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement