Senin 22 Aug 2022 19:19 WIB

Gubernur Jabar Resmikan Monumen Pengrajin Bendera Merah Putih di Leles Garut

Garut merupakan daerah penghasil UMKM bendera merah putih yang sudah dikenal.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, bersama Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana, meresmikan Monumen Pengrajin Bendera Merah Putih Asli Garut di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Senin (22/8/2022).
Foto: istimewa
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, bersama Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana, meresmikan Monumen Pengrajin Bendera Merah Putih Asli Garut di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Senin (22/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, meresmikan Monumen Pengrajin Bendera Merah Putih Asli Garut di Alun-Alun Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Senin (22/8/2022). Pendirian monumen itu merupakan bentuk apresiasi kepada para perajin bendera merah putih di Kecamatan Leles, yang produknya dinilai telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Kabupaten Garut merupakan daerah penghasil UMKM bendera merah putih yang produknya sudah menusantara. Karena itu, pihaknya mendirikan monumen tersebut di Kecamatan Leles, yang merupakan pusat kerajinan bendera merah putih di Kabupaten Garut.

Baca Juga

"(Pendirian) Ini diinisiasi oleh Kapolres Garut dan Kapolda Jabar, serta didukung oleh Bupati Garut dan Gubernur Jabar. Mudah-mudahan dengan dukungan dari media, kita viralkan, kita marketing-kan, sehingga bangkit UMKM pascapandemi dengan ekonomi spesialis. Ekonomi yang khusus di bendera," kata dia di Kabupaten Garut, Senin.

Emil menilai, itu merupakan kelebihan Kabupaten Garut dibandingkan daerah lainnya. Ia menyebut, Kabupaten Garut memiliki spesialisasi tersendiri dalam peningkatan ekonomi.

Ia mencontohkan, di daerah itu terdapat kampung domba yang mengembangkan ketangkasan adu domba. Selain itu, di Kabupaten Garut juga terdapat kampung cukur asgar, yang khusus mengembangkan pangkas rambut.

"Sekarang juga kampung perajin bendera merah putih. Mudah-mudahan ini membangkitkan ekonomi Garut, Jawa Barat, dan mengharumkan nama Garut dan Jawa Barat ke seluruh Nusantara," ujar dia.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Garut, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wirdhanto Hadicaksono, mengatakan, pendirian monumen itu merupakan bagian dari bentuk legitimasi dan penghargaan terhadap para perajin bendeta merah putih di Kecamatan Leles. Apalagi, produksi bendera asal wilayah itu diklaim sudah merambah sampai ke tingkat Nusantara. "Makanya dibuat monumen sebagai bagian dari bentuk legitimasi dan penghargaan," ujar dia.

Wirdhanto menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 4.000 perajin bendera merah putih di Kecamatan Leles. Perajin yang dimaksud itu terdiri dari pemodal, penjahit, dan penjual.

Selain mengapresiasi para perajin itu, Polres Garut juga membidani lahirnya Asosiasi Pengrajin Bendera Merah Putih di Kecamatan Leles. Dengan adanya asosiasi itu, menurut dia, para perajin akan lebih mudah mengakses modal. "Itu yang utama. Ketika modalnya ada, mereka bisa membuat banyak. Kami juga libatkan BJB untuk masalah modal alat produksi. Itu bisa diperoleh tanpa agunan," kata dia.

Selain itu, para perajin juga didaftarkan untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Itu untuk melindungi dari kecelakaan kerja. "Artinya, ketika pelaku ini menjual ke luar kota dibutuhkan kepastian keselamatan. Karena tahun ini ada satu orang yang meninggal dunia karena menjual di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dengan adanya BPJS ini kan ada jaminan kematian, termasuk untuk keluarganya," kata dia.

Camat Leles, Yaya Warya, mengatakan, warga di wilayah itu sudah menjadi perajin bendera merah putih sejak 1967. Mulanya, hanya ada beberapa orang, tapi jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Apalagi, saat ini para perajin sudah kembali produksi dan berjualan setelah pandemi Covid-19. Mereka juga berjualan tak hanya ke Garut, melainkan ke seluruh Indonesia," ujar dia saat dikonfirmasi Republika.

Berdasarkan sejarah itu, Kapolres Garut berinisiatif membuatkan monumen dan membentuk asosiasi perajin. Asosiasi itu dinilai penting, lantaran selama ini para perajin di Kecamatan Leles menjalani usahanya secara industri rumahan. Dengan adanya asosiasi, para perajin itu dapat berkolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan.

Ia menambahkan, dengan terbentuknya asosiasi, para perajin akan lebih mudah mengakses permodalan. Sebab, kalau meminjam uang ke bank secara perorangan akan ada bunga yang cukup tinggi. "Kalau melalui asosiasi, tidak ada agunan. Jadi dengan adanya asosiasi ini, kesejahteraan para pengrajin bisa meningkat," ujar dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement