Sabtu 20 Aug 2022 05:45 WIB

Zulhas: Jangan Lagi Bertengkar Soal Suku dan Agama, Itu tidak Produktif

Indonesia yang luas harus diurus secara kolektif kolegial atau bergotong royong.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Foto: Istimewa
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebutkan, partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ingin menekankan bahwa pentingnya persatuan untuk menghindari politik identitas. Ia mengatakan, KIB tidak ingin masyarakat bertengkar mengenai suku dan agama.

"Kita ingin agar Indonesia dalam pemilu akan datang, kita boleh bertengkar, bersilat pikiran beradu pikiran tapi adu konsep dan gagasan, jangan lagi bertengkar soal asal usul suku, agama, itu tidak produktif, kita ingin Indonesia maju," kata Zulhas saat membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) I DPW PAN Provinsi Aceh di Banda Aceh, Jumat (19/8/2022) malam.

Baca Juga

Zulhas yang juga Menteri Perdagangan RI itu mengatakan, Indonesia begitu luas, sehingga tidak bisa diurus sendiri, tapi harus dengan konsep kolektif kolegial yaitu bergotong royong. Zulhas mengajak semua pihak secara bersama-sama memikirkan arah pembangunan Indonesia, menghadapi berbagai tantangan dan rintangan di masa depan.

"Bagaimana kita bisa berdaulat di bidang pangan, kita berdaulat di bidang energi, kita menjadi negara maju tahun 2045, bagaimana caranya itu, boleh kita pertengkaran dalam argumentasi pikiran," katanya lagi.

Karena itu, kata Zulhas, sangat diperlukan persatuan dan kebersamaan dengan mengesampingkan politik identitas pada pemilihan umum mendatang. "Jangan bertengkar kamu sukunya apa, agamanya, jangan begitu, itu tidak produktif. Kita keluarga besar se-bangsa se-Tanah Air," katanya lagi.

Sebelumnya, kata Zulhas, partai KIB yang terdiri atas PAN, Golkar, dan PPP itu telah meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN). "Tujuannya ingin kedaulatan pangan dan kedaulatan energi, sudah dirumuskan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement