Jumat 19 Aug 2022 13:16 WIB

Tak Puas Dapat 354 Penghargaan, Ridwan Kamil: Masih Banyak Masalah

Emil ingin semua jalan di Jabar mulus sebelum meletakan jabatannya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku tidak berpuas diri walaupun selama periode kepemimpinannya Pemprov Jabar telah membukukan 354 prestasi nasional dan internasional. Menurut Ridwan Kamil, masih banyak masalah yang harus dibenahi oleh Pemprov Jabar.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, pada tahun terakhir periode kepemimpinannya sebagai gubernur Jabar, masih ada beberapa hal yang akan diperhatikan. Diketahui, masa jabatan Gubernur Jabar akan berakhir pada 7 September 2023.

Baca Juga

"Di tahun terakhir saya akan memperhatikan hal yang kurang kan sudah ada 345 (prestasi) kita tidak boleh berpuas diri, masalah juga masih banyak," ujar Emil di sela rapat paripurna dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Jawa Barat, Jumat (19/8/2022).

Menurut Emil, salah satu yang akan menjadi perhatiannya yaitu memastikan infrastruktur, termasuk jalan mulus di wilayah Jabar. Mengingat selama Pandemi Covid-19 Pemprov Jabar melakukan sejumlah refocusing anggaran. "Di dua tahun terakhir akan dikembalikan sehingga diakhir jabatan saya jalannya rapi-rapi," kata dia.

 

Hal lainnya, kata dia, yaitu upaya penuntasan kemiskinan meskipun saat ini berdasarkan laporan angka kemiskinan di Jabar turun. Termasuk angka pengangguran.

"Ekonomi juga baik, desa-desa juga sudah pada mandiri, insya Allah tidak ada alasan untuk tidak bangga sebagai masyarakat Jabar," katanya.

Di awal menjabat sebagai Gubernur pada 2018 lalu, menurut Emil, masih ada desa tertinggal di Jabar. Pada 2022 ini, Pemprov Jabar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sukses meningkatkan strata desa dari 18 desa tertinggal menjadi zero desa tertinggal. "Desa mandiri juga melompat dari hanya 30-an menjadi 1.100-an," katanya.

Menurutnya, dengan hilangnya status desa tertinggal dan sangat tertinggal, termasuk melompatnya angka desa mandiri menunjukan pembangunan di desa telah merata. Hal tersebut dapat terealisasi dengan sokongan sejumlah program yang telah digagas.

"Salah satunya dengan program desa digital, satu desa satu perusahaan, keberpihakan anggaran, program petani milenial," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement