REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tidak berhenti memperjuangkan penolakan atas rencana penambangan batu andesit. Mereka turut mengibarkan bendera merah putih setengah tiang atas kondisi yang masih dialami.
Itu merupakan simbolisasi warga sekitar yang belum merdeka dari ancaman rencana pemerintah menambang andesit di Desa Wadas. Bendera dikibarkan di pohon jati dan mahoni yang menggambarkan pohon-pohon yang akan hilang akibat aktivitas tambang.
Andesit akan dipakai membangun Bendungan Bener yang ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Jika ditambang, warga Wadas akan kehilangan tanah pertanian yang jadi sumber kehidupan dan merusak lingkungan dan kebudayaan.
Peringatan ini diikuti komunitas-komunitas warga yang tergabung dalam Gempadewa, Kamudewa dan Wadon Wadas. Kegiatan diisi upacara yang mengambil lokasi langsung di hutan, lomba anak-anak dan pentas seni budaya yang biasa digelar Desa Wadas.
Kehadiran anak-anak sekaligus menjadi pengingat mereka sebagai generasi penerus dalam perjuangan Desa Wadas. Selain itu, ada pentas seni budaya yang ditampilkan karena turut terancam atas penambangan di Desa Wadas yang dilakukan pemerintah.
Salah satu tokoh pemuda Desa Wadas, Siswanto mengatakan, mereka memilih lokasi itu karena memang hutan jadi bagian yang terus mereka perjuangkan. Sayangnya, sampai hari ini perjuangan yang disuarakan masih belum didengar pemerintah.
"Warga Desa Wadas sudah berjuang bertahun-tahun untuk menolak rencana pemerintah menambang batu andesit di desanya, tapi hingga saat ini pemerintah Presiden Joko Widodo masih memaksakannya," kata Siswanto, Kamis (18/8/2022).
Salah seorang warga Desa Wadas yang hadir, Susi, turut menyampaikan harapan agar pemerintah segera mencabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) untuk penambangan batu andesit di Desa Wadas. Sehingga, mereka bisa melanjutkan hidup dengan tentang.
"Semoga segera mencabut IPL dan hentikan rencana penambangan di Desa Wadas," ujar Susi.
Warga Desa Wadas lain yang mengikuti upacara, Wahyu menambahkan, mereka memang mengisi peringatan HUT RI dengan menampilkan kesenian Desa Wadas. Ia menilai, mereka sebagai generasi penerus akan terus mempertahankan kesenian tersebut.
"Sebagai bentuk perjuangan kita untuk mempertahankan lingkungan dari ancaman penambangan," kata Wahyu.