REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Ruang guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Denuh, Desa Cikuya, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, dilaporkan ambruk pada Kamis (11/8/2022) pagi. Tak ada korban jiwa akibat kejadian itu, tapi ruangan yang ambruk itu tak bisa lagi digunakan.
Camat Culamega, Dedi Mulyana, mengatakan, ambruknya ruang guru di SDN Denuh terjadi pada Kamis sekitar pukul 08.30 WIB. Ketika itu, para guru sedang melakukan kegiatan belajar mengajar sedang di ruang kelas, sehingga tak ada korban jiwa akibat kejadian itu. "Itu karena hujan deras, terus kondisi bangunan sudah tua. Untung semua sedang mengajar," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (11/8/2022).
Dengan ambruknya ruang guru itu, saat ini terdapat dua ruang lokal yang tak bisa digunakan di SDN Denuh. Sebelumnya, sebuah ruang lokal di sekolah itu juga sempat rusak karena tertimpa pohon tumbang pada Juni 2021. Namun, ruang kelas yang rusak itu disebut belum diperbaiki hingga saat ini.
Menurut Dedi, para siswa di SDN Denuh tetap akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Namun, kegiatan belajar mengajar hanya akan dilakukan di ruang kelas yang tidak rusak."Kami berharap kepada dinas terkait untuk segera memperbaiki bangunan rusak agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan lancar," ujar dia.
Kepala Desa Cikuya, Iing Lazmudin, mengatakan, ruangan yang masih bisa digunakan di SDN Denuh masih akan tetap dipakai untuk siswa belajar. Sebab, tak semua ruangan di sekolah itu ambruk. Pihaknya juga akan melakukan perbaikan secara swadaya untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. "Sekolah itu tetap dipakai, karena yang kena itu hanya ruang guru. Jadi belajar belajar masih bisa," kata dia.
Iing menyebutkan, selain SDN Denuh, terdapat dua sekolah lain yang kondisinya sudah rusak di Desa Cikuya. Dua sekolah lain itu adalah SDN Cikawung dan SDN Cikuya.
Menurut dia, kondisi atap dua sekolah itu sudah sangat rapuh. Apabila terjadi hujan besar, siswa di dua sekolah itu terpaksa dipindahkan khawtir ambruk. "Kalau hujan, siswa dipindahkan. Kalau siswa di SDN Cikawung mah ikut ke sekolah lain. Kalau siswa SDN Cikuya mah diliburkan kalau hujan," kata dia.
Iing mengatakan, selama ini warga setempat hanya bisa melakukan perbaikan swadaya. Namun apabila hujan tetap berisiko, karena atapnya sudah rapuh.