REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bersama rombongan yang terdiri dari Staf Khusus Gubernur Achmad Maulana dan Kepala BPSDMD Mujiyat melaksanakan ziarah ke makam ulama besar Habib Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Alaydrus atau lebih dikenal Habib Husein Luar Batang, di daerah Penjaringan, Jakarta Utara pada Rabu (18/6/2022) malam.
Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Kalsel memang sosok gubernur yang kerap ziarah serta silaturahmi ke ulama. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk penghormatan kepada ulama sebagai waratsatul anbiya.
Hal itu ia sempatkan di sela aktivitasnya sebagai Gubernur Kalimantan Selatan, baik saat melakukan kegiatan formal pemerintahan maupun menghadiri undangan masyarakat.
Dalam kesempatan ziarah tersebut, Paman Birin memanjatkan doa kepada Allah SWT agar mendapatkan Ridho serta diberi kemudahan dan kekuatan dalam mengarungi tugas sebagai pemimpin banua.
Disamping itu juga memohon doa kepada Allah SWT agar banua selalu aman, masyarakatnya diberikan kesejahteraan, kesehatan serta kemudahan selalu.
Makam keramat Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus dan asistennya, seorang keturunan Tionghoa bernama Habib Abdul Kadir, terletak di kawasan Masjid Luar Batang yang terletak di Jalan Luar Batang, Gang V No 1, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Makam Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus ini banyak didatangi ribuan peziarah setiap harinya.
Umumnya peziarah selain mencari berkah di antaranya ingin mencari keselamatan, menyembuhkan penyakit, atau agar dinaikkan pangkatnya. Mulanya, di kawasan berawa-rawa dan terdapat banyak pohon bakau, terletak di bagian barat Sunda Kelapa yang berbentuk teluk itulah dibangun surau (musala) oleh Alhabib Husen sebagai tempat beribadah dan bershalawat.
Di tempat itulah, ia menyiarkan agama Islam dan banyak penduduk yang datang untuk mohon doa.
Suatu ketika pemerintah VOC sempat menahan Habib Husein dan pengikutnya di Glodok Kota.
Alasannya, pemerintah Belanda khawatir kegiatan syiar agama Habib dapat mengganggu ketertiban.
Belakangan akhirnya dibebaskan bahkan pemerintah Belanda minta maaf atas penahanan itu.
Namun ada suatu keajaiban saat Habib Husein yang ditahan di ruang khusus dengan ukuran kecil dan sempit terpisah dengan pengikutnya yang berada di ruang besar. Namun, setiap Subuh penjaga tahanan melihat Habib berada di ruang besar menjadi imam salat di tahanan tersebut.
Semasa hidup Habib Husein belum pernah menikah, sampai akhir hayatnya pada Kamis, 17 Ramadan 1169 Hijriah atau bertepatan dengan 27 Juni 1756 Masehi dalam usia kurang lebih 30-40 tahun.
Ketika itu pemerintah Belanda melarang jenazah Habib Husein dikuburkan di tempat tinggalnya dan mengharuskan orang asing dikuburkan di Tanah Abang.
Tetapi sudah tiga kali bolak balik mengusung kurung batang ke kuburan Tanah Abang, tetapi kurung batang yang semula ada jenazah Habib Husein, sampai di kuburan kurung batangnya kosong.
Ternyata jenazah Habib kembali ke tempat tinggalnya semula, sehingga pengusung kurung batang memutuskan untuk menguburkan Habib Husein di tempat tinggalnya yang menjadi ciri khusus “Kampung Baru Luar Batang” atau sekarang dikenal dengan nama Kampung Luar Batang.