Selasa 09 Aug 2022 13:50 WIB

Pertumbuhan Ekonomi RI Melebihi Ekspektasi, Buah Terkendalinya Pandemi

Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 RI tumbuh 5,44 persen dibandingkan tahun lalu.

Warga mengamati sebuah produk pada pameran umkm Pasar Kreatif di Paskal 23 Shopping Center di Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022). Pasar Kreatif Bandung 2022 yang diikuti oleh ratusan pelaku UMKM fesyen, kuliner dan kerajinan tersebut digelar dalam rangka upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19, serta bentuk promosi untuk mendukung peningkatan produk lokal.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Novita Intan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia kuartal II 2022 tumbuh 5,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut pemerintah, perekonomian Indonesia sudah kembali mencapai level sebelum pandemi Covid-19 merebak atau pra-Covid. 

Baca Juga

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,44 persen pada kuartal II 2022 menjadi sebuah capaian impresif yang melampaui perkiraan optimistis pemerintah.

"Perekonomian Indonesia sudah mencapai pra-Covid level dihitung dari sisi GDP-nya, baik 2021 maupun 2022. Sementara dari sisi defisit APBN-nya relatif moderat," ujarnya, Senin (8/8/2022).

Ke depan pemerintah berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2022. 

"Jadi baseline-nya sudah tinggi tahun lalu kuartal II dan tahun ini bisa 5,44 persen. Bahkan (itu) di atas perkiraan optimistis kami 5,2 persen, ternyata 5,44 persen," ucapnya.

 

Pemerintah pun optimis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 lebih tinggi dari kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen. Hal ini melihat berbagai data seperti sektor manufaktur dan perdagangan yang semakin pulih.

"Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga itu akan cukup kuat, bahkan mungkin sedikit lebih kuat dibandingkan kuartal II 2022 yang tumbuh 5,44 persen (yoy)," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, Selasa.

Febrio mengatakan, saat ini pemulihan aktivitas ekonomi sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi. Artinya, aktivitas ekonomi masyarakat sudah meningkat bila dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.

 

 

“Kita masih punya alasan optimis, sehingga tetap optimis tapi tetap waspada. Pada tahun ini dengan angka yang sudah kita lihat sejauh ini tampaknya kita memang bisa ada 5,1 persen hingga 5,4 persen dari pertumbuhan PDB-nya," ucapnya.

Kendati begitu, Febrio menyebut masih terdapat ketidakpastian yang terus diwaspadai pemerintah karena berbagai perubahan terjadi bukan hanya dari bulan ke bulan, tetapi seringkali bahkan dari hari ke hari. Dia mencontohkan, dalam satu minggu terakhir harga kelapa sawit sudah turun di bawah 100 dolar AS per barel, tepatnya sekitar 80 dolar AS per hari ini.

“Oleh karenanya berbagai perubahan itu terus dipantau, di samping terdapat tren pemulihan perekonomian yang aktivitasnya sudah jauh di atas level pra pandemi. Bahkan, pertumbuhan ekonomi juga terlihat disertai dengan pemulihan yang sangat kuat sektor UMKM,” ucapnya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement