Sabtu 06 Aug 2022 02:19 WIB

Dinkes Kepri: Rata-Rata Pasien Covid-19 Bergejala Ringan

Jumlah pasien bergejala, yang sudah lansia dan memiliki komorbid, relatif sedikit.

Ilustrasi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Muhamad Bisri menyatakan, rata-rata warga yang terinfeksi Covid-19 bergejala ringan sehingga tidak dirawat.
Foto: Pixabay
Ilustrasi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Muhamad Bisri menyatakan, rata-rata warga yang terinfeksi Covid-19 bergejala ringan sehingga tidak dirawat.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Muhamad Bisri menyatakan, rata-rata warga yang terinfeksi Covid-19 bergejala ringan sehingga tidak dirawat. Pasien yang bergejala rata-rata sudah lansia dan memiliki penyakit penyerta. 

"Ada juga yang tidak bergejala, tetapi terdeteksi tertular Covid-19 setelah petugas kesehatan melakukan penelusuran dan tes usap dengan metode PCR," kata Bisri di Tanjungpinang, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga

Jumlah pasien Covid-19 yang bergejala relatif sedikit. "Tempat tidur di kamar khusus pasien Covid-19 masih banyak, meskipun jumlah warga yang tertular virus itu relatif meningkat," ucapnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah kasus aktif di Kepri mencapai 115 orang, berkurang dua orang dibanding kondisi sehari sebelumnya. Warga yang tertular Covid-19 tersebut merupakan warga Batam sebanyak 42 orang, Tanjungpinang 58 orang, Bintan sembilan orang dan Karimun enam orang.

Sementara persentase keterpakaian tempat tidur harian di rumah sakit rujukan di Tanjungpinang mencapai 4,68 persen, Batam 0,71 persen, dan Bintan 1,09 persen. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kepri Tjetjep Yudiana berpendapat kenaikan jumlah pasien Covid-19 dalam dua pekan terakhir disebabkan ketidakpatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan saat berinteraksi maupun ketika berada di tempat keramaian.

Selain itu, menurut dia masa efektivitas vaksin sudah habis karena melewati enam bulan. Bahkan efektivitas vaksin ketiga atau penguat terhadap warga yang suntik vaksin pada Februari 2022, juga sudah habis.

"Termasuk saya. Masa efektivitas vaksin penguat sudah habis karena saya suntik vaksin itu pada Februari 2022. Jadi sekarang saya harus lebih waspada," ujarnya.

Tjetjep belum dapat memastikan kapan pemerintah mengadakan vaksin keempat atau "booster" kedua, karena saat ini masih fokus meningkatkan kekebalan tubuh kepada tenaga kesehatan. "Sudah berjalan vaksinasi keempat untuk tenaga kesehatan. Selanjutnya, mungkin menunggu persentase vaksinasi ketiga tingkat provinsi mencapai 70 persen. Saat ini, vaksin ketiga di Kepri baru mencapai 50 persen," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement