Sabtu 06 Aug 2022 01:55 WIB

Ridwan Kamil: Industri Pers Berperan Lawan Sisi Gelap Digital yang Disruptif

Ridwan Kamil sebut sebagai pilar demokrasi Indonesia pers bisa lawan disrupsi digital

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan paparan pada diskusi  peringatan 10 Tahun Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) di Jakarta, Jumat (5/8/2022). Memperingati ulang tahun ke-10, Forum Pemred menggelar diskusi dengan para tokoh nasional dengan mengangkat tema Memajukan Pers Menyatukan Bangsa. Republika/Putra M. Akbar
Foto:

RK mengatakan Indonesia memiliki visi maju di tahun emas 2045. Untuk mencapai kemajuan itu, menurut dia, syaratnya sesama anak bangsa jangan banyak bertengkar. Hanya karena beda dukungan sepakbola, capres dan lainnya, bangsa ini bertengkar. Akibatnya tidak punya waktu untuk mengejar negara maju lainnya.

Maka, RK menilai, Sumber Saya Manusia Indonesia harus dikejar menjadi SDM luar biasa. "Kita masih banyak stunting, 25 persen anak anak kita masih stunting, karena stunting akan melahirkan generasi beban negara, generasi bansos," tegasnya.

Terakhir RK ingin Indonesia agar fokus ke ekonomi masa depan, sebagai jalan mencegah disrupsi tadi. Pelaksanaan hilirisasi industri, ia nilai sudah sangat tepat, jangan lagi mengekspor bahan mentah. Ini terbukti, setelah Presiden Jokowi melakukan hilirisasi industri capaian ekspor Indonesia meningkat dari hanya Rp 15 triliun menjadi Rp 280 triliun.

Selanjutnya, segera perkuat ekonomi digital, seperti perbanyak desa digital, itulah menurutnya kekuatan ekonomi masa depan. Dan tidak lupa, selanjutnya tingkatkan peluang ekonomi hijau. Perbanyak produksi energi terbarukan, penggunaan kendaraan listrik, hasilkan energi dari tenaga Surya, angin dan energi panas dan energi terbarukan lainnya.

"Kalau tersedia 450 ribu Megawatt dari energi terbarukan, 300 juta penduduk Indonesia hanya mampu mengonsumsi setengahnya, selebihnya bisa diekspor. Jadi Indonesia punya kelebihan swasembada pangan dan swasembada energi dari terbarukan," jelasnya.

Kekuatan lain menurut RK, adalah ekonomi maritim di Indonesia, yang perlu dimaksimalkan. Kelebihan letak geografis maritim Indonesia harus bisa memberi kemanfaatan ekonomi bagi Indonesia. Dan yang tidak kalah penting terakhir adalah ekonomi harus berkeadilan. Bagaimanapun majunya perkembangan ekonomi suatu bangsa, maka ekonomi berkeadilan yang jauh lebih penting.

 

"Ekonomi Pancasila sebenarnya tidak hanya mengedepankan ekonomi kompetisi tapi juga ekonomi yang berkoperasi, yang menekankan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata RK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement