Jumat 05 Aug 2022 19:56 WIB

Bupati Bangun Komunikasi dengan Pelaku Pariwisata di Labuan Bajo

Bupati melakukan dialog dengan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo, NTT.

Suasana kawasan Waterfront yang menjadi salah satu ikon baru Labuan Bajo di Pantai Marina, Labuan Bajo, NTT. Bupati melakukan dialog dengan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo, NTT.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Suasana kawasan Waterfront yang menjadi salah satu ikon baru Labuan Bajo di Pantai Marina, Labuan Bajo, NTT. Bupati melakukan dialog dengan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi membangun komunikasi dengan para anggota Asosiasi Angkutan Wisata Darat (Awstar) Labuan Bajo sebagai salah satu asosiasi pelaku pariwisata di Labuan Bajo, NTT.

"Saya menyampaikan kebanggaan saya kepada teman-teman Awstar yang telah mengambil bagian mendukung Labuan Bajo sebagai Kota Pariwisata. Kedatangan saya ke markas Awstar ini bertujuan menjalani silaturahmi untuk merawat persaudaraan," kata Bupati yang akrab disapa Edi ini, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga

Bupati Edi yang langsung berkunjung ke Sekretariat Awstar memberikan apresiasi atas dukungan Awstar untuk menjaga stabilitas pariwisata Labuan Bajo. Mereka pun bersepakat, Labuan Bajo adalah kota yang aman untuk dikunjungi oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Oleh karena itu, Bupati mendukung sikap Awstar yang aktif menjaga ketertiban dan keamanan di Labuan Bajo. Dalam kesempatan berdialog dengan Bupati Edi, juru bicara Awstar John Daniel pun menyampaikan beberapa permintaan untuk pengembangan pariwisata ke depan.

Pertama, ia meminta dukungan agar Awstar bisa melakukan audiensi dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terkait polemik tarif Rp 3,75 juta per orang per tahun tersebut.

Melalui audiensi itu, Awstar ingin mendapatkan gambaran terkait kebijakan pemerintah itu dan posisi pelaku jasa transportasi yang ada di Labuan Bajo. Dia menilai, PT Flobamor pun akan menjual paket pariwisata yang membuat tidak ada ruang bagi partisipasi masyarakat pelaku pariwisata.

Selanjutnya John meminta pemerintah daerah untuk menertibkan keberadaan kendaraan DAMRI dan mobil hotel yang mengangkut tamu. Menurutnya, jam operasional DAMRI perlu diatur di malam hari atau hanya melayani kepentingan masyarakat dalam kota Labuan Bajo saja.

"Jangan melayani tamu karena tarif DAMRI cukup mengganggu iklim pasar kami," ujar dia.

Selain itu, Awstar juga meminta pemerintah daerah untuk memberikan pelatihan untuk peningkatan sumber daya manusia dan kualitas pelayanan, termasuk pemanfaatan sertifikasi pengemudi untuk direkomendasikan terlibat dalam berbagai kegiatan di Labuan Bajo.

Menanggapi permintaan Awstar, Bupati Edi mengatakan akan mengkomunikasikan hal tersebut kepada Gubernur NTT agar kedua belah pihak bisa duduk bersama dan membicarakan polemik tarif itu.

Dia pun menyambung bahwa informasi PT Flobamor menjual paket wisata adalah keliru, sehingga hal itu menjadi bahan refleksi bagi pemerintah untuk lebih memberikan penjelasan yang benar terkait kebijakan yang ada.

Edi pun menegaskan akan menindaklanjuti aspirasi Awstar terkait operasional DAMRI dengan menyurati Kementerian Perhubungan dan Provinsi NTT, serta menyiapkan peraturan bupati terkait kendaraan hotel.

Terakhir, Edi memastikan akan memfasilitasi pelatihan bagi para sopir wisata, serta melakukan koordinasi lebih lanjut terkait pemanfaatan sertifikasi pengemudi dalam berbagai kegiatan di Labuan Bajo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement