REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Data menyebutkan ada sekitar 31 juta disabilitas merupakan pangsa pasar yang bisa berpotensi dikembangkan sebagai ekonomi kerakyatan. Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) sejak 2021, telah memulai menjadi start-up bagi para disabilitas.
Ketua Umum Perempuan Tangguh Indonesia, Myra Winarko, mengatakan, sejumlah kegiatan untuk mengembangkan diri kaum disabilitas terus menerus dilakukan sampai saat ini.
“Mereka adalah sumber daya manusia yang sangat berpotensi terus dibina dan dikembangkan agar menjadi sosok mandiri secara finansial,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (5/8/2022)
Pelatihan yang telah diberikan kepada para disabilitas meliputi pelatihan sebagai MUA atau Makeup Artist, Chef, dan Bidang Seni (Art). Adapun sejumlah alumni dari kegiatan tersebut sudah ditempatkan beberapa tempat yang bergengsi. “Salah satu disabilitas yang mempunyai bakat luar biasa dalam memasak, sekarang sudah bekerja disalah satu resto ternama bilangan Jakarta Selatan,” ucapnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh disabilitas yang diselenggarakan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI), ternyata menarik perhatian Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dikembangkan menjadi ekosistem digital ekonomi.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menambahkan Perempuan Tangguh Indonesia mampu menjadi inkubator bisnis bagi disabilitas, dengan membangun sebuah ekosistem, terkait dari pembiayaan dan pelatihan secara berkelanjutan serta membantu menempatkan SDM disabilitas kepada perusahan-perusahaan yang ada di Indonesia.
Ekosistem tersebut telah dibangun oleh Perempuan Tangguh Indonesia sejak 2020 berkat dukungan perusahaan-perusahaan ternama dalam pengembangan SDM disabilitas, seperti PT Modena, PT Panasonic Gobel, PT Paragon (Wardah), Danar Hadi, PT Impack Pratama Tbk dan saat ini sudah menghasilkan banyak alumni disabilitas yang telah berhasil memulai bisnisnya sebagai UMKM.
“Jangkauan disabilitas juga bukan hanya di wilayah DKI Jakarta saja, tetapi sudah berkembang hingga ke Bandung, Jawa Barat. Di Bandung Perempuan Tangguh Indonesia telah berhasil menciptakan kelompok kerja UMKM disabilitas yang memproduksi telur asin dan jajanan basah. Mereka bahkan telah mempunyai Brand tersendiri dengan nama Telor Asin 3 Jagoan yang sudah dipasarkan ke berbagai tempat,” ucap Myra.
Ekosistem pembiayaan juga telah didukung oleh Bank Sahabat Sampurna dan akan segera menyusul dalam waktu dekat PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mega Tbk. Melihat ceruk pasar UMKM disabilitas masih sangat luas, Perempuan Tangguh Indonesia akan terus memaksimalkan kesempatan untuk mengembangkan diri sebagai startup kaum disabilitas.
“Sejumlah rencana besar juga telah dipersiapkan untuk menjaga semua produksi yang dihasilkan, salah satunya dengan menggunakan jasa profesional kurator. Untuk produksi disabilitas yang berupa karya seni, kami juga menggunakan profesional kurator, karena Perempuan Tangguh Indonesia mempunyai standar dalam memperkenalkan hasil karya disabilitas,” ucap Myra.
Perempuan Tangguh Indonesia berencana akan mengeluarkan platform digital dan akan terus menggandeng banyak perusahaan besar sebagai ekosistem. Hal ini mengingat Indonesia memiliki jangkauan wilayah yang luas dan akan memudahkan dalam pengembangan ekonomi digital disabilitas.