Kamis 28 Jul 2022 18:19 WIB

Kemenkes: Peringatan Kesehatan di Bungkus Rokok tidak Efektif

Peringatan kesehatan di bungkus rokok tertutup pita cukai.

Massa Aliansi Koalisi Masyarakat Peduli Kesehatan (Kompak) menujukkan poster tuntutan saat menggelar aksi di depan Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Masih banyak hal yang meningkatkan prevalensi merokok pada usia anak.
Foto:

Benget mengatakan banyak perokok yang mengutamakan pengeluaran mereka untuk membeli rokok dibandingkan membeli bahan makanan. Hal itu berisiko menyebabkan kekurangan gizi di keluarga.

"Dari beras, baru rokok, baru yang lain, susu, protein itu nomor tiga sehingga angka stunting kita meningkat," katanya.

Salah satu upaya Kementerian Kesehatan untuk menekan prevalensi perokok muda adalah mengirimkan surat kepada 10 kementerian/ lembaga untuk menerapkan kawasan tanpa rokok di kantor masing-masing. Pihaknya juga mengapresiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah memasukkan kurikulum tentang bahaya merokok ke dalam kurikulum sekolah serta mewajibkan seluruh guru tidak boleh merokok di sekolah.

"Seluruh guru itu tidak boleh merokok dan enggak boleh guru menyuruh anaknya/ muridnya untuk beli rokok," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement