Kamis 28 Jul 2022 18:01 WIB

Kasus Harian Covid-19 Tembus 6 Ribu, Ini Kata Epidemiolog

Mobilitas masyarakat saat ini sudah sebebas-bebasnya.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Tenaga kesehatan mengantarkan warga positif Covid-19 di shelter isolasi terpadu Rusunawa MBR, Yogyakarta, Kamis (27/7/2022). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 DIY melaporkan kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang signifikan pada 27 Juli 2022 ini. Setidaknya, dilaporkan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 121 kasus.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan mengantarkan warga positif Covid-19 di shelter isolasi terpadu Rusunawa MBR, Yogyakarta, Kamis (27/7/2022). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 DIY melaporkan kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang signifikan pada 27 Juli 2022 ini. Setidaknya, dilaporkan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 121 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo menilai kasus harian Covid-19 di Tanah Air melonjak hingga diatas 6 ribu tiga hari belakangan karena mobilitas masyarakat sudah bebas. Windhu mengakui memang tak ada event besar seperti lebaran dan tahun baru yang meningkatkan mobilitas masyarakat.

"Tetapi kan saat ini aktivitas di area publik dan mobilitas masyarakat sudah sebebas-bebasnya. Lihat saja di setiap akhir pekan, bagaimana padatnya manusia di tempat-tempat wisata di mana pun, juga di tempat-tempat perbelanjaan sudah banyak masyarakat tidak pakai masker," ujar Windhu saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (28/7/2022).

 

Tak hanya itu, ia melihat kelompok-kelompok masyarakat melakukan kegiatan reuni, dan acara-acara pertemuan dimana-mana. Di lain pihak meski kasus positif Covid-19 meningkat, Windhu melihat sebetulnya tingkat transmisi yang indikatornya bilangan reproduksi (Rt) mulai landai, tidak meningkat lagi.

 

"Tetapi masih di atas 1. Oleh karena itu, Rt harus dikejar sampai bernilai =

 

Windhu menilai angka hospitalisasi dan mortalitas juga masih terjaga sangat rendah. Sementara yang bergejala berat, kritikal, bahkan sampai meninggal dunia adalah mereka yang punya penyakit penyerta (komorbid) seperti autoimun, hipertensi, anemia dan lain-lain. Windhu meminta kelompok ini harus yang pertama-tama dilindungi. Terkait pekerjaan rumah (PR) utama untuk mengatasi masalah ini, Windhu menilai hospitalisasi dan mortalitas yang rendah harus dijaga.

 

"Karena kita sudah punya modal kekebalan terhadap Covid-19 di masyarakat yang cukup besar, maka strategi kota seharusnya sudah beralih dari zero case yang kita lakukan sebelum ada vaksinasi menjadi zero death," ujarnya.

 

Adapun yang harus dilakukan pemerintah adalah  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tetap disesuaikan dengan level hasil asesmen situasi yang mengacu indikator organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) dari setiap daerah. "Kalau level hasil asesmen situasinya 1 ya PPKMnya level 1, dan seterusnya," ujarnya.

 

Ia menilai pemerintah tetap melanjutkan kebijakannya yang dalam setahun terakhir ini sebetulnya sudah on the track. Windhu meminta masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan (prokes) terutama memakai masker di mana pun selama ada orang lain di sekitarnya dan menuntaskan status vaksinasi Covid-19 sampai mendapatkan dosis penguat (booster). 

 

Diketahui, kasus Covid-19 di Tanah Air menunjukkan peningkatan tiga hari terakhir. Tercatat kasus baru harian Covid-19 yang terkonfirmasi 26 Juli 2022 sebanyak 6.483 dan yang meninggal dunia sebanyak 12 jiwa.

 

Kasus baru harian Covid-19 yang terkonfirmasi per 27 Juli 2022 yaitu sebanyak 6.438 dan yang meninggal dunia sebanyak 11 jiwa. Sementara kasus baru harian yang terkonfirmasi per 28 Juli 2022 yaitu 6.353 kasus dan 17 jiwa meninggal dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement