Rabu 27 Jul 2022 23:42 WIB

Ilmuwan: G20 Dorong Dunia Lebih Siap Hadapi Krisis dan Pandemi

G20 harus menyiapkan dunia menghadapi krisis dan kemungkinan pandemi

G20 harus menyiapkan dunia menghadapi krisis dan kemungkinan pandemi. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
G20 harus menyiapkan dunia menghadapi krisis dan kemungkinan pandemi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Brazilian Academy of Sciences Helena B Nader mengusulkan G20 untuk mendorong dan mewujudkan dunia menjadi lebih siap dalam menghadapi krisis dan kemungkinan pandemi atau wabah di masa mendatang.

"Wabah bukanlah masalah tetapi kapan, dan itulah dokumen yang disajikan oleh G20 Academy of Science, berusaha untuk mengingatkan pemerintah kita yang mewakili ekonomi terbesar di planet ini tentang perlunya mengambil tindakan dan bersiap untuk menghadapi tantangan yang belum terbentang," kata Helena dalam S20 Pre-Summit Meeting yang diikuti secara virtual di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga

Helena menuturkan dunia memiliki tantangan yang menuntut tindakan terkoordinasi selain bertindak berani. Pemerintah dari negara-negara anggota G20 harus bisa melihat jauh melampaui masalah yang saat ini menimpa.

Menurut Helena, pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran nyata di mana dunia harus belajar untuk menciptakan ketahanan yang lebih tangguh dan lebih siap menghadapi krisis di masa depan karena wabah bisa terjadi tiba-tiba. Bahkan, pemerintah-pemerintah dari negara-negara anggota G20 dan dunia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan pandemi atau krisis yang lebih dari apa yang sudah terjadi hingga saat ini.

Di sisi lain, Helena menuturkan dunia belum waspada tentang risiko perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan di bumi. Oleh karena itu, upaya mengatasi perubahan iklim harus segera ditingkatkan. Menurut dia, tindakan preventif atau mitigasi yang diambil saat ini masih berada pada skala jauh di bawah apa yang diperlukan sehingga perlu ditingkatkan.

"Dunia perlu bersiap untuk menghadapi tantangan yang muncul selain dari aspek yang terkait dengan perubahan iklim, penyakit emerging (baru muncul dan merebak) dan muncul kembali dan risiko pandemi baru," ujarnya.

Helena juga menyoroti pentingnya menciptakan dan menjaga hubungan yang lebih harmonis antara masyarakat di dunia untuk bersama mewujudkan keberlanjutan dan kesetaraan yang lebih besar dan kehidupan yang lebih baik di bumi. Sebelumnya, Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani mengatakan Indonesia melalui perannya sebagai presiden G20 pada 2022 ingin memastikan adanya strategi keluar dari pandemi Covid-19.

"Meskipun sulit, tetapi jalur keuangan dan jalur sherpa kita sedang mengerjakan strategi untuk keluar dari pandemi ini," kata Trian dalam diskusi pandel Y20 "Diversity and Inclusion in the G20-Opportunities for Policy Reform" yang berlangsung secara hibrida di Jakarta, Sabtu malam.

Strategi yang dimaksud akan mencakup distribusi dan akses yang adil terhadap vaksin, strategi pendanaan, serta inisiatif pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi di masa mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement