REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut angka kesembuhan penyakit mulut dan kuku di wilayah ini 64 persen sehingga peternak diharapkan tidak panik.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Rabu, mengatakan kasus penyakit mulut dan kuku hingga saat ini 1.137 ekor, dengan rincian 734 ekor sembuh, empat ekor mati, dan 11 ekor potong paksa, serta tersisa 384 kasus. Rincian hewan ternak yang dilaporkan mati ada satu ekor domba di Galur dan satu ekor sapi di Samigaluh, di tambah seekor sapi di Sentolo, sehingga total ada dua ekor sapi yang mati di wilayah tersebut.
"Angka kesembuhan PMK di Kulon Progo di atas 64 persen. Artinya, angka kesembuhan sangat tinggi," kata dia.
Ia mengatakan kasus PMK di Kulon Progo sudah mulai melandai setelah Idul Adha. DPP Kulon Progo terus memberikan pengobatan terhadap hewan ternak yang terpapar PMK serta melaksanakan surveilans harian ke sentra-sentra ternak di wilayah itu.
"Kami mengimbau tidak panik untuk menjual sapi karena angka kesembuhan PMK sangat tinggi. Hal yang penting, segera melapor ke petugas bila ternaknya bergejala supaya segera ditangani," kata Aris.
Ia mengatakan Kulon Progo mendapat alokasi tambahan vaksin PMK 1.300 dosis, terdiri atas 1.000 dosis untuk vaksin tahap pertama dan 300 dosis untuk tahap kedua.
"Sampai saat ini, dari 1.000 dosis sudah terealisasi 700 dosis," katanya.
Realisasi vaksinasi PMK dosis pertama, yakni 500 dosis untuk hewan ternak di Wates, Nanggulan dan Kokap, sedangkan hari ini pemberian 200 dosis menyasar hewan ternak di Wates, Nanggulan, Panjatan, dan Lendah. Hingga saat ini, masih tersisa 300 dosis untuk vaksinasi tahap pertama.
"Kalau untuk 300 dosis vaksin tahap dua di Bendungan, Wates. Karena pemberian vaksin menunggu empat minggu sejak pemberian dosis pertama maka diberikan pada 28 Juli besok," ucapnya.
Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono meminta DPP untuk aktif dalam menekan penyebaran PMK.
"Jangan sampai PMK naik. Harus ada penanganan serius dan komunikasi yang baik dengan peternak supaya PMK dapat diatasi dengan cepat," katanya.