Rabu 27 Jul 2022 12:36 WIB

Kemudahan Parkir Bisa Dorong Masyarakat Kunjungi Mal

Fasilitas parkiran yang memadai mendorong konsumen kunjungi mal.

Fasilitas parkiran yang memadai mendorong konsumen kunjungi mal.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Fasilitas parkiran yang memadai mendorong konsumen kunjungi mal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia menilai kemudahan dan inovasi di area parkir bisa mendorong masyarakat untuk kembali mengunjungi mal, seiring dengan melonggarnya pembatasan aktivitas. "Di mal itu pengunjung melakukan belanja. Aktivitas belanja itu harus dirancang agar memberikan pengalaman yang menyenangkan," kata Ketua Umum APBBI Alphonzus Widjadja, dalam siaran pers, dikutip Rabu (27/7/2022).

Dia menyebut aktivitas belanja di mal memiliki unsur perjalanan, berbeda dengan belanja melalui aplikasi dalam jaringan. Perjalanan berbelanja di mal sebaiknya dimulai dari kesenangan yang dirasakan saat pengunjung masuk sampai meninggalkan area parkir mal.

Baca Juga

Temuan mereka, area parkir beberapa kali menjadi sumber ketidaknyamanan pengunjung, seperti transaksi parkir tidak praktis, kesulitan mencari area istirahat di tempat parkir (parking bay) dan antrean panjang baik saat masuk atau keluar tempat parkir. Inovasi pada sistem parkir perlu menggunakan tiga prinsip utama, yaitu kemudahan, kecepatan dan keamanan. 

Sistem tersebut dikembangkan PT Centrepark Citra Korpora agar pengunjung bisa masuk-keluar area parkir tanpa membuka kaca jendela di pusat perbelanjaan, perkantoran dan area komersial lainnya. APPBI melihat setelah peraturan aktivitas di luar ruangan melonggar, mereka masih memiliki tantangan yaitu merangsang kembali minat masyarakat untuk datang langsung ke pusat perbelanjaan.

Pandemi virus corona yang melanda dua tahun belakangan membuat masyarakat beralih ke belanja secara daring melalui berbagai aplikasi belanja online. Data internal APPBI menunjukkan ada 20 persen masyarakat Indonesia yang tetap memilih belanja secara online meski pun kapasitas mal sudah buka 100 persen.

"Sebanyak 20 persen masyarakat yang tidak akan kembali itu, memang menganggap mall dan pusat belanja sekadar tempat membeli barang," kata Alphonzus.

Mal seiring dengan perkembangan zaman tidak lagi sekadar menjadi tempat membeli barang, tapi, juga tempat hiburan dan rekreasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement