REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Pendidikan Makassar, Sulawesi Selatan memulai pendataan anak-anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah, khususnya mereka yang hidup dengan keterbatasan ekonomi. Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin Mustakim di Makassar, Selasa (26/7/2022) mengatakan pendataan untuk anak yang tidak bersekolah ataupun sedang putus di tengah jalan, baru saja dimulai.
"Sekarang sudah masuk tahun ajaran baru dan kami telah memulai pendataan itu dengan menyusuri lorong-lorong di Makassar," ujarnya.
Muhyiddin mengatakan data anak-anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah, nantinya akan disinkronkan dengan data milik Dinas Sosial Makassar. Setelah pendataan selesai dan sinkronisasi data dengan dinas lainnya tuntas, pihaknya akan mencarikan solusi bagi anak-anak yang tidak bersekolah tersebut. "Pendataan anak di lorong-lorong itu kita fokuskan yang tidak sekolah. Nanti kita sinkronkan datanya dengan Dinsos. Kita turun langsung di semua lorong," ujarnya.
Mantan Kadis Sosial Makassar itu, menerangkan pihaknya tidak sekadar mendata mereka, tetapi juga memiliki program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang akan menampung anak-anak putus sekolah. "Setiap lorong nanti akan kami buat ruang belajar (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) khusus anak tidak sekolah. Nanti tetap ada ijazahnya, kita ikutkan paket A untuk SD dan paket B jenjang SMP," terangnya.
Untuk anak putus sekolah, pihaknya akan mengajak mereka kembali mengenyam pendidikan dengan memasukkan ke sekolah formal lainnya. "Jika ada anak yang masih putus sekolah tapi tidak melanjutkan pendidikan maka akan ditarik masuk ke sekolah formal. Yang jelas, semua anak harus sekolah," ucapnya.