Senin 25 Jul 2022 14:04 WIB

Surya Paloh: Politik Identitas tak Selalu Negatif

Politik identitas disebut baik ketika ia menjadi ciri bagi partai atau kelompok.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, politik identitas tak melulu negatif.
Foto: Prayogi/Republika.
Ilustrasi. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, politik identitas tak melulu negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan bahwa dua pemilihan presiden (Pilpres) telah melahirkan polarisasi yang merupakan dampak dari politik identitas. Kendati demikian, politik identitas tak melulu negatif.

Ia mengutip mantan ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif yang menyampaikan tiga bentuk politik  identitas, yakni good, bad, dan ugly. Politik identitas disebut baik ketika ia menjadi ciri bagi sebuah partai atau kelompok politik.

Baca Juga

"Setiap kelompok memang akan melahirkan identitasnya masing-masing. Setiap kelompok bahkan harus melahirkan identitasnya. Kelompok politik yang baik adalah kelompok yang mampu membangun identitas diri yang kemudian menjadi pembeda antara ia dengan kelompok yang lain," ujar Surya dalam orasi ilmiahnya sebelum menerima gelar doktor honoris causa (HC) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Malang, Senin (25/7/2022).

Namun, identitas itu tidak membuatnya merasa eksklusif atau tidak mau mengenal yang lain. Sebaliknya, mereka tetap mampu bersikap inklusif, bersedia berinteraksi, dan siap mengenal hal yang berbeda dengan kelompoknya.

Kelompok tersebut menyadari bahwa manusia adalah agen multi-identitas. Ada identitas suku, organisasi, agama, politik, hingga identitas kebangsaan yang dimiliki oleh masyarakat.

"Sebagaimana juga yang India tidak semua beragama Hindu, civitas akademika Universitas Brawijaya tidak semua berasal dari Jawa Timur atau beragama Islam. Demikian juga dengan partai dan kelompok politik lainnya, semua anggotanya pasti memiliki identitas yang beragam dan tidak tunggal," ujar Surya.

Politik identitas yang tidak baik atau bad adalah mereka yang bersikap eksklusif dan tidak mau mengenal yang lain. Mereka membatasi diri dalam berteman atau bekerja sama.

"Mungkin mereka tidak mengganggu namun cara pandang dan berpikirnya menjadi sempit. Melihat sesuatu selalu dari sudut pandangnya, kurang empati," ujar Surya.

Sedangkan politik identitas yang buruk atau ugly adalah sesuatu yang dapat merusak. Surya mengatakan, praktik politik semacam ini tidak hanya picik, tetapi juga membodohi masyarakat yang dapat membuat perpecahan masyarakat.

"Ia berdiri di atas kesadaran bahwa identitasnya-lah yang paling unggul dan kelompoknya-lah yang paling benar. Maka, identitas lain tidak hanya harus menjadi nomor dua akan tetapi juga harus dikalahkan atau ditiadakan jika perlu," ujar Surya. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement