REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mengapresiasi lebih kurang 4.000 perawat di daerahnya yang mengabdi dengan menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat saat pandemi COVID-19, baik saat kasus memuncak maupun hingga saat ini.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim di Kota Bogor mengatakan saat awal Pandemi COVID-19 semua tertuju kepada perawat dan dokter, karena hanya itu tumpuan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di saat belum ada petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang jelas terkait penanganan penyakit tersebut.
"Saya melihat perawat-perawat ini manusia-manusia yang Allah berikan keistimewaan, karena memberikan bantuan kemanusiaan yang luar biasa bagi masyarakat," ujarnya.D
edie yang menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Barat periode 2022-2027 di Kota Bogor, Sabtu (23/7), juga mengaku sangat menghargai peran perawat dalam menghadapi pelayanan kesehatan di daerahnya.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menambahkan pada saat Pandemi COVID-19 kontribusi perawat sangat banyak dirasakan masyarakat maupun Dinas Kesehatan Kota Bogor, dalam hal penanganan.
Menurutnya, peran yang luar biasa mereka lakukan, mulai dari melakukan penelusuran, tes, pelayanan tes usap, memantau pasien isolasi mandiri (isoman) di wilayah dan membantu percepatan vaksinasi yang dilakukan perawat sebagai garda terdepan penanganan Pandemi COVID-19.
"Saya ucapkan apresiasi kepada PPNI. Saat ini PPKM kita di Level 1, status pandemi belum dicabut, makanya kita masih pakai masker. Mei lalu kasusnya turun dan di Kota Bogor sempat nol, di Juni sempat meningkat, jadi kita harus tetap waspada, perawat tetap ada di garda terdepan untuk mengingatkan ke masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD PPNI Kota Bogor, Yoyo Haryono mengatakan, pelantikannya ini merupakan kali kedua ia menjabat sebagai Ketua PPNI Kota Bogor. Ia mengaku sudah menyusun berbagai program kerja untuk menyejahterakan anggota, bersinergi dengan Pemkot Bogor dan bekerja sama dengan profesi yang lain.
"Sebelum Pandemi COVID-19 kami sudah jadi garda terdepan. Karena keperawatan itu bukan hanya merawat, tapi juga ikut melakukan sosialisasi, pencegahan, preventif dan perawatan," katanya.
Menurut data PPNI terdapat 4.000 perawat se-Kota Bogor dan tersebar di berbagai tempat, mulai dari rumah sakit swasta, dinas kesehatan, puskesmas dan pendidikan. Berdasarkan aturan, setiap perawat wajib masuk PPNI, mengingat surat tanda registrasi keperawatan harus melalui PPNI.
"Surat register keperawatan ini lah yang dipakai untuk bekerja, jadi kalau tidak ada ini tidak bisa bekerja," katanya.