Rabu 20 Jul 2022 19:55 WIB

Pemkot Bandung Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting

Pemkot membentuk tim percepatan penurunan stunting di Kota Bandung.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah relawan Ojek Makanan Balita (Omaba) bersiap untuk mengantar makanan kepada balita di Cisaranten Kidul, Bandung, Jawa Barat. Pemkot membentuk tim percepatan penurunan stunting di Kota Bandung.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Sejumlah relawan Ojek Makanan Balita (Omaba) bersiap untuk mengantar makanan kepada balita di Cisaranten Kidul, Bandung, Jawa Barat. Pemkot membentuk tim percepatan penurunan stunting di Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Dewi Kaniasari mengatakan, pemerintah Kota Bandung akan mengintensifkan program percepatan penurunan angka stunting, demi mencapai target nasional 14 persen kasus stunting di 2024.

Untuk mencapai target, Kota Bandung telah membentuk tim percepatan penurunan stunting, yang dipimpin langsung oleh wanita yang akrab disapa Kenny itu.

Baca Juga

“PR kita memang banyak, tapi saya harus optimis, karena ini ada target nasional 2024 14 persen untuk stunting, sedangkan Kota Bandung masih 26,4 persen di 2021. Jadi itu juga tantangan juga untuk kita, makanya dibentuklah tim percepatan penurunan stunting di kota bandung dan saya ketuanya,” ujar Dewi dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (20/7/2022).

Stunting, kata dia, merupakan problematika yang bukan hanya dihadapi oleh Kota Bandung, namun juga seluruh wilayah di Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah daerah hanya perlu merancang sendiri cara dan metode untuk menyampaikan informasi dan edukasi terkait bahaya dan pencegahan stunting, sesuai dengan kondisi wilayah dan masyarakat masing-masing, ujar Kenny.

“Karena saya punya latar belakang di bidang pariwisata dan ekraf ya, sudah pasti saya akan libatkan banyak komunitas ekonomi kreatif agar bersama memperjuangkan menciptakan generasi unggul yang dapat berkontribusi pda generasi emas di 2045. Ini kerja bareng, dan pastinya saya akan ajak para pelaku ekonomi kreatif untuk membantu mengemas informasi edukasi ke generasi milenial dan tentunya ke lansia dan ibu-ibu dan bapak-bapak juga tentang bahaya stunting dan lainnya,” jelasnya.

Selain stunting, program lain yang tengah digenjot DPPKB, kata dia, adalah penyuluhan program keluarga berencana (KB) dan pengurangan angka pernikahan dini. Menurutnya, masyarakat masih memerlukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya KB dan bahaya pernikahan dini.

“Penyampaiannya harus dikemas sesuai segmentasinya, karena di sini bukan hanya menyasar satu kelompok masyrakat, tapi beragam, mulai dari ibu-ibu, remaja, bahkan lansia. Jadi itu perlu dikemas sekreatif mungkin agar bisa masuk dan nempel ke target audiens kita,” kata dia.

Tantangan terberat, menurut dia, adalah mengajak generasi muda, khususnya generasi Z dan milenial, untuk turut serta menangkal bertambahnya angka pernikahan dini dan mendukung program KB.

Oleh karenanya, DPPKB Kota Bandung, kata dia, turut menggencarkan pembentukan generasi berencana (Genre) melalui edukasi dengan metode yang ringan dan mudah diterima oleh anak-anak muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement