Rabu 20 Jul 2022 12:33 WIB

Satgas Deteksi Ratusan Kasus Covid-19 Varian Baru di Jatim

Kenaikan kasus Covid-19 varian baru dinilai bisa ditekan dengan vaksin booster.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Warga mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/4/2022). Polda Jawa Timur membuka 78 gerai vaksinasi di wilayah hukumnya sebagai upaya percepatan vaksinasi booster kepada masyarakat.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa.
Warga mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/4/2022). Polda Jawa Timur membuka 78 gerai vaksinasi di wilayah hukumnya sebagai upaya percepatan vaksinasi booster kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi mengaku, berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing (WGS) sepanjang Juli 2022 ditemukan sebanyak 114 sampel positif Covid-19 subvarian omicron BA.5. Selain itu, pihaknya juga menemukan 37 sampel positif Covid-19 subvarian omicron BA.2.

"Kemudian untuk subvarian BA.4 ditemukan 14 sampel,” ujarnya, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, memang terjadi lonjakan penambahan kasus baru pada Selasa (19/7/2022). Dimana dalam sehari terdapat tambahan 334 kasus baru. Tambahan ini membuat kasus aktif di Jatim menjadi 564 kasus. Kasus aktif terbanyak ditemukan di Kota Surabaya dengan catatan 183 kasus. Kemudian disusul Kota Malang 73 kasus, dan Sidoarjo 64 kasus.

Jibril pun mengajak masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dosis ketiga alias booster untuk segera melakukan vaksinasi untuk menekan laju penularan Covid-19. Jibril mengatakan, booster merupakan salah satu cara melindungi dari paparan Covid-19 varian apapun. Jibril mengaku optimistis kasus Covid-19 bisa ditekan setelah pemerintah mensyaratkan vaksin booster untuk masyarakat bisa beraktivitas.

"Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya ketika vaksinasi ini digunakan sebagai syarat administratif untuk perjalanan maupun masuk mal, secara langsung banyak masyarakat yang antusias mengikuti program vaksinasi. Secara komunitas masyarakat semakin banyak yang memiliki kekebalan komunitas," ujarnya.

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menilai, kebijakan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster sebagai syarat perjalanan dan mobilitas masyarakat merupakan langkah tepat. Kebijakan tersebut juga disebutnya dapat menjadi upaya untuk meningkatkan antibodi masyarakat yang kemungkinan sudah mengalami penurunan.

"Ini bisa dikontrol oleh pemerintah tentang perlunya kesadaran dan pentingnya vaksin booster untuk menekan kasus Covid-19,” kata Laura.

Kenaikkan kasus Covid-19 yang kemungkinan didorong varian baru Covid-19 menurutnya perlu ditangani dengan memperkuat sistem imunitas tubuh melalui program vaksin booster. Mengingat capaian vaksin booster masyarakat Indonesia hingga saat ini masih sangat rendah yaitu di bawah 50 persen.

Ia juga mendukung kebijakan pemerintah yang bakal mengaktifkan kembali sentra vaksinasi di berbagai tempat dan meningkatkan tracing ketika kasus meningkat. Menurutnya kebijakan tersebut dapat menekan penyebaran kasus Covid-19. Ia mengatakan, strategi untuk menangani kasus Covid-19 masih sama baik dengan adanya varian baru ataupun tidak.

“Kombinasi 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (tracing, testing, treatment) tetap menjadi kunci utama dalam penanggulangan atau menekan kasus Covid-19,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement