Rabu 20 Jul 2022 09:50 WIB

Mahfud: Kalau Ada Tuduhan, Indonesia Itu Ada Islamofobia, Omong Kosong

Tidak benar jika ada pihak yang menuduh Indonesia sebagai negara Islamofobia.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Presidential Lecture yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Jakarta, pada Selasa (19/7/2022).
Foto: Dok. Web
Presidential Lecture yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Jakarta, pada Selasa (19/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam Mahfud MD menuturkan, Negara Indonesia adalah negara hasil perjanjian dan tempat membangun bersama-sama tanpa konflik. Hal inilah yang ia sebut kosmopolitanisme.

"Sehingga, kita beragama di Indonesia itu harus dalam kerangka bernegara. Jangan dibiarkan ada satu gerakan bahwa kita mayoritas dan kita harus menguasai, mendominasi sendiri di sini," tutur saat menghadiri secara virtual acara Presidential Lecture yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam rangka HUT ke-12 BNPT, Selasa (19/7).

Baca Juga

Bhineka Tunggal Ika, jelas Mahfud, harus menjadi dasar yang dibangun oleh para pendiri Bangsa Indonesia. Sehingga, menurut dia, tidak benar jika ada pihak yang menuduh Indonesia sebagai negara Islamfobia.

"Kalau ada tuduhan, wah, Indonesia itu ada Islamofobia, omong kosong. Islamofobia itu ndak ada. Apa itu Islamofobia? Islamofobia itu secara ilmiah artinya satu pemerintahan yang benci kepada Islam, sehingga semua orang Islam disingkirkan, kaum-kaum Islam disingkirkan dari kehidupan negara. Atau takut kepada Islam sehingga juga dianggap sebagai lawan," tutur dia.

"Nah ini dimana? Semua kebijakan-kebijakan pemerintah, budayanya sudah dibangun secara Islami, kampus-kampusnya dulu pesantren sudah dibangun sedemikan rupa, pejabat-pejabatnya juga disumpah menurut agamanya, dan dianjurkan semua pemeluk agama ikutilah ajaran agama masing-masing," imbuhnya.

Ia meyakini, jika seseorang melaksanakan ajaran agamanya dengan baik, dari agama apapun itu, maka perilakunya pun akan baik. Bahkan, kehidupan berbangsa dan bernegaranya juga bakal baik.

"Orang yang berbuat jelek itu karena dia tidak menghayati kehidupan beragama itu sebagai tugas kemanusiaan. Oleh sebab itu, marilah kita bersinergi membangun bangsa ini dengan sebaik-baiknya," ungkap Mahfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement