Senin 18 Jul 2022 21:43 WIB

Kampung Rawan Banjir di Garut Berencana Dikosongkan

Sebelumnya, pemukiman di bantaran Sungai Cimanuk, Garut, sudah direlokasi.

Kampung yang rawan diterjang bencana banjir bandang seperti di sekitar bantaran sungai harus dikosongkan dari bangunan rumah karena berbahaya (Foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Bayu Adji
Kampung yang rawan diterjang bencana banjir bandang seperti di sekitar bantaran sungai harus dikosongkan dari bangunan rumah karena berbahaya (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut, Jawa Barat, Rudy Gunawan menyatakan, kampung yang rawan diterjang bencana banjir bandang seperti di sekitar bantaran sungai harus dikosongkan dari bangunan rumah karena berbahaya. "Ini harus dikosongkan, makanya dengan kejadian ini ada hikmahnya. Kami akan melakukan secara humanis," kata Rudy Gunawan saat meninjau daerah yang terdampak banjir di Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (18/7/2022).

Ia menuturkan, daerah bantaran Sungai Cimanuk, salah satunya di Kampung Cimacan merupakan kawasan rawan terjadi bencana banjir bandang dari luapan sungai. Jika tidak segera dikosongkan daerah itu, kata dia, tentunya akan membahayakan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

Baca Juga

"Pasti terulang karena daerah sini (Kampung Cimacan) daerah merah," katanya.

Ia menyampaikan, sebelumnya pemukiman warga yang berada di sekitar bantaran Sungai Cimanuk sudah direlokasi ke rumah tapak pada peristiwa bencana banjir bandang tahun 2016. Namun kenyataannya, kata dia, masih ada masyarakat yang kembali menempati Kampung Cimacan dengan alasan karena dekat dengan tempat usaha, sedangkan rumah yang disiapkan pemerintah terlalu jauh.

"Mereka mengeluh di sana terlalu jauh, kami akan melakukan yang terbaik, karena di sini tidak memungkinkan untuk tinggal," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah kembali berupaya secara komprehensif sehingga daerah yang menjadi zona rawan bencana banjir bandang tidak lagi menjadi tempat tinggal warga. "Jadi nanti akan lakukan secara komprehensif masalah yang menyangkut rencana aksi kita ke depan," kata Bupati.

Ia mengungkapkan alasan daerah tersebut harus direlokasi karena tempatnya berada lebih rendah daripada aliran Sungai Cimanuk, sehingga otomatis ketika air meluap maka akan menggenangi pemukiman warga.

"Di sini tidak memungkinkan, karena ini 10 meter lebih rendah dari sana di Maktal, akhirnya airnya pasti ke sini," katanya.

Bupati menambahkan, tidak hanya persoalan di Kampung Cimacan, tetapi daerah lainnya juga akan menjadi perhatian pemerintah untuk melakukan langkah antisipasi dari ancaman banjir. Upaya saat ini, kata dia, pemerintah daerah sedang melakukan pendataan rumah warga yang terdampak banjir dan besaran kerugian materiil.

"Kami sedang menghitung kerugian tapi yang jelas bahwa pertama tidak ada korban jiwa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement