REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Plh Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, warga Kampung Dayeuhandap bukan pertama kalinya mengalami musibah hebat seperti ini. Oleh karena itu, Uu mengimbau pada masyarakat agar mau berpindah lokasi hunian ke daerah yang lebih aman. Namun sayangnya, tidak semua warga berkehendak untuk pindah, dengan alasan kepemilikan tanah.
"Kami meminta kepada masyarakat, khususnya yang ada di sepanjang sungai ini, daerah yang dianggap berbahaya, mohon kesadarannya agar pindah ke tempat yang lebih aman," ujar Uu.
Uu mengatakan, pihaknya sudah bertanya ke masyarakat, ternyata ada yang mau pindah dan ada yang menolak karena itu tanah pribadi. "Namun diminta pindah bukan berarti tanahnya akan diambil oleh pemerintah, akan tetapi demi keselamatan," katanya.
Selain relokasi warga, Uu menilai langkah penanganan banjir ini juga harus dilakukan melalui edukasi masyarakat di wilayah hulu sungai. Menurutnya, banjir kali ini juga merupakan dampak dari alih fungsi lahan di daerah hulu sungai.
Kemudian, menurut Uu, yang tak kalah pentingnya adalah penegakan hukum berupa sanksi terhadap para perusak lingkungan baik perorangan maupun korporasi. "Menurut informasi yang kami terima, ada pembabatan hutan (di daerah hulu). Hutan produktif harus rasional sehingga pada saat hujan datang tidak berdampak seperti ini," katanya.
Terkait jembatan penghubung kampung yang terputus akibat banjir, Uu akan memprioritaskan karena urgensinya lebih utama.
"Sebenarnya pemerintah sudah ada program untuk merevitalisasi sungai ini. Namun dikarenakan adanya jembatan yang hancur, tidak menutup kemungkinan anggaran yang ada akan dialokasikan untuk perbaikan jembatan tersebut," katanya.
Uu sendiri, memberikan bantuan langsung kepada korban banjir, di Kampung Dayeuhandap Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Ahad (17/7/2022).
Banjir terjadi karena intensitas hujan tinggi sejak Jumat (15/7/2022) dan menyebabkan Sungai Cipeujeuh meluap. Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari 1 meter.
Akibat banjir ini, 53 rumah warga terendam dan rusak, delapan di antaranya rusak berat. Adapun jumlah warga terdampak mencapai 258 orang dari 78 kepala keluarga, termasuk di antaranya 30 orang balita, 30 orang lansia, dua ibu hamil, dan tujuh ibu menyusui.
Uu menyerahkan bantuan untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Garut dari Dinas Sosial Provinsi Jabar senilai Rp198.650.550, bantuan corporate social responsibility (CSR) dari bank bjb senilai Rp100.000.000, serta bantuan suplai sembako, lauk pauk, air minum, tambahan gizi, kebutuhan anak-anak, selimut, dan alat kebersihan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar.