Sabtu 16 Jul 2022 11:45 WIB

BMKG Imbau Waspada Potensi Gelombang Tinggi Empat Meter di Perairan NTT

Potensi gelombang tinggi di perairan NTT berisiko terhadap pelayaran.

Potensi gelombang tinggi di perairan NTT berisiko terhadap pelayaran.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Potensi gelombang tinggi di perairan NTT berisiko terhadap pelayaran.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi gelombang laut hingga 4 meter yang berpeluang melanda sejumlah wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Gelombang laut dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter berpeluang melanda enam titik perairan di NTT yang perlu diwaspadai, karena berisiko tinggi terhadap pelayaran," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang BMKG Syaeful Hadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu (16/7/2022).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan prakiraan cuaca di wilayah perairan laut NTT yang berlaku selama 16-18 Juli 2022. Keenam titik perairan itu, di antaranya Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu bagian utara, Laut Sawu bagian selatan, Samudera Hindia Selatan Sumba Sabu, perairan selatan Kupang-Rote dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote. Potensi gelombang tinggi ini, kata Syaeful, perlu diwaspadai karena berisiko tinggi terhadap pelayaran kapal feri yang melewati rute pelayaran melintasi wilayah perairan tersebut.

Baca Juga

"Operator kapal perlu mencermati kondisi cuaca ini dengan baik untuk menyiapkan pelayaran yang aman dan lancar," katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, beberapa titik perairan lain di NTT juga berpeluang dilanda gelombang sedang (1,25-2,5 meter), seperti Selat Sumba bagian timur, Selat Alor-Pantar, perairan utara Kupang-Rote. Potensi gelombang sedang ini juga perlu diwaspadai karena berisiko tinggi terhadap pelayaran kapal tongkang maupun perahu nelayan.

Sementara itu, hasil analisis kondisi sinoptik menunjukkan umumnya angin bertiup dari arah timur ke tenggara dengan kecepatan 2-6 Skala Beaufort. Syaeful mengimbau operator kapal dan para nelayan di NTT agar terus memperbaharui informasi cuaca dari BMKG sebagai referensi untuk menentukan aktivitas pelayaran yang aman dari ancaman cuaca buruk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement