Sabtu 16 Jul 2022 05:00 WIB

LSN: Warga Nahdliyyin Mulai Lirik Koalisi Prabowo-PKB

LSN mengungkapkan warga Nahdliyyin mulai melirik koalisi Prabowo-PKB.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Foto: ANTARA/Feny Selly
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disepakatinya koalisi Partai Gerindra dan PKB yang akan mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden mulai mendapat sorotan. Lembaga Survei Nasional (LSN) mengungkapkan warga Nahdliyyin mulai melirik koalisi Prabowo-PKB ini.

Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry mengatakan warga Nahdliyyin menyambut baik dengan adanya kesepakatan Partai Gerindra dan PKB ini. Dimana kedua partai sepakat membentuk koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Baca Juga

"Mayoritas warga nahdliyin (NU) mulai berpaling mendukung Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres 2024. Demikian salah satu temuan dalam survei nasional terbaru yang dilaksanakan Lembaga Survei Nasional," kata Gema dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (15/7/2022).

Ia memaparkan berdasarkan analisis hasil survei yang dilakukan LSN dengan menggunakan metode cross-tabulation, dimana sebanyak 41,5 persen responden yang mengaku warga atau simpatisan NU akan memilih Prabowo jika Pilpres dilaksanakan saat ini. Sebanyak 24,2 persen mengaku akan memilih Ganjar Pranowo dan hanya 13,8 persen yang menyatakan akan memilih Anies Baswedan.

Sementara itu sisanya yakni 11,2 persen akan memilih tokoh-tokoh lain dan 10,3 persen belum punya pilihan (undecided). Gema membandingkan dengan survei LSN Februari 2022, dimana terjadi peningkatan dukungan yang signifikan terhadap Prabowo Subianto di kalangan Nahdliyin.

"Saat itu baru sekitar 25,3 persen anggota atau simpatisan NU yang menyatakan memilih Prabowo Subianto. Namun kali ini mereka yang akan memilih Ketua Umum Partai Gerindra itu melesat cukup signifikan menjadi 41,5 persen," jelasnya.

Menurutnya, hasil survei LSN kali ini mengindikasikan terbentuknya koalisi Kebangkitan Indonesia Raya antara Gerindra dan PKB cukup berdampak pada elektabilitas Prabowo Subianto di kalangan kaum nahdliyin. Selain itu berdasarkan media monitoring yang dilakukan LSN, tingkat percakapan netizen tentang Prabowo di Jawa Timur, sebagai wilayah yang menjadi basis NU, juga semakin padat pasca koalisi Gerindra-PKB.

"Ini semua dapat ditafsirkan bahwa jika koalisi Gerindra-PKB semakin diperkuat, kaum nahdliyin nampaknya semakin solid mendukung Prabowo untuk menjadi Presiden RI 2024-2029," imbuhnya.

Seperti diketahui, Jawa Timur dan khususnya warga nahdliyin adalah faktor signifikan yang menyebabkan kekalahan Prabowo Subianto dalam dua kontestasi Pilpres sebelumnya. Saat itu secara mutlak Prabowo-Hatta (2014) maupun Prabowo-Sandi (2019) mampu menguasai Jawa Barat dan kantong-kantong suara Muhammadiyah dan umat non-nahdliyin lainnya yang tersebar di berbagai provinsi.

Namun karena Prabowo selalu gagal merebut hati warga Jawa Timur dan NU pada umumnya maka secara nasional Prabowo kalah dari Jokowi.

Maka dari itu, dapat dimengerti bahwa menjelang Pemilu 2024 beberapa kandidat capres mengidentifikasikan dirinya mewakili warga NU atau berusaha semaksimal mungkin merebut hati kaum nahdliyin dan warga Jawa Timur.

Sejauh ini (setidaknya berdasarkan temuan survei LSN), Prabowo menjadi tokoh paling berhasil. Strategi berloalisi dengan PKB terbukti efektif untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo di Jawa Timur dan khususnya di kalangan nahdliyin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement