REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah, Antara
Kasus Covid-19 di Indonesia meningkat enam kali lipat jika dibandingkan dengan sebulan lalu. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat terjadinya peningkatan kasus Covid-19, baik kasus positif, aktif, maupun angka positivity rate.
Pada 12 Juli, penambahan kasus positif harian di Indonesia untuk pertama kalinya mencapai angka lebih dari tiga ribu kasus, yakni 3.361 kasus dalam satu hari. Pada 13 Juli, pasien positif Covid-19 kembali meningkat dengan tambahan 3.822 kasus.
“Pekan kedua di bulan Juli, positivity rate mencapai 5,12 persen di mana angka tersebut sudah melewati standar WHO yaitu 5 persen,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Rabu (13/7/2022).
Selain angka positivity rate, peningkatan kasus positif juga berdampak pada peningkatan kasus aktif. Per 12 Juli kemarin, jumlah kasus aktif juga menembus angka 20 ribu kasus.
Menurut Wiku, angka ini mengalami kenaikan hingga empat kali lipat dari bulan sebelumnya yang hanya mencatatkan angka sekitar 4 ribu kasus aktif. Karena itu, Wiku menekankan agar masyarakat perlu mewaspadai peningkatan kasus baik positif dan aktif.
“Adanya kenaikan kasus positif dan kasus aktif ini perlu kita waspadai karena artinya tingkat penularan di tengah masyarakat mulai kembali meningkat,” ujar dia.
Adapun kabar baiknya, meskipun terjadi kenaikan kasus positif, aktif, maupun positivity rate, kasus kematian harian justru tidak mengalami kenaikan. Per 12 Juli, jumlah kematian harian sebanyak delapan kasus.
“Meskipun tetap berada di bawah angka 10, namun delapan ini bukanlah sekedar angka namun masing-masing adalah nyawa yang terbilang dan tidak bisa kita hiraukan begitu saja,” ujar Wiku.
Pulau Jawa dan Bali tercatat menjadi penyumbang terbesar penambahan kasus positif harian Covid-19. Sumbangan kasus baru Covid-19 dari Jawa-Bali mencapai lebih dari 90 persen dari total kasus se-Tanah Air.
“Per 12 Juli, Jawa-Bali menjadi penyumbang terbesar kasus positif harian di mana sebesar 95,45 persen dari total kasus positif berasal dari Pulau Jawa Bali,” kata Wiku.
Menurut Wiku kasus Covid-19 masih berpotensi akan terus meningkat. Hal ini berkaca dari pengalaman di negara lain yang umumnya mengalami puncak kasus sekitar 16-33 hari. Sedangkan puncak rawat inap sekitar 29-49 hari kemudian sejak sub varian ini pertama kali ditemukan.
“Jika ditelaah, kedua sub varian ini muncul di tanggal 6 Juni 2022 atau sekitar 36 hari yang lalu, sehingga masih ada potensi kenaikan kasus ke depannya. Namun, potensi ini dapat kita cegah jika kita menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Wiku.
Selain mengingatkan masyarakat untuk kembali meningkatkan protokol kesehatan (prokes), Wiku juga mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster. Vaksinasi booster penting dilakukan karena dapat memberikan perlindungan dari penularan Covid-19.
Namun sayangnya, perkembangan cakupan vaksinasi booster cenderung stagnan. Cakupan tertinggi vaksinasi booster tercatat di Bali yang mencapai 58 persen. Kemudian disusul DKI Jakarta, Kepulauan Riau, DIY, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur, namun cakupannya belum mencapai 50 persen.
“Bahkan 28 dari 34 provinsi di Indonesia cakupannya masih di bawah 30 persen,” tambah dia.