Jumat 08 Jul 2022 20:39 WIB

Pemkot Tangsel Akan Prioritaskan Penanganan Stunting di 19 Kelurahan Pada 2023

Permkot juga berupaya mencegah penambahan kasus stunting baru

Rep: eva rianti/ Red: Hiru Muhammad
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat angka stunting di Tangsel pada 2021 mencapai 19 persen, nyaris menyentuh ambang batas WHO sebesar 20 persen.
Foto: istimewa
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat angka stunting di Tangsel pada 2021 mencapai 19 persen, nyaris menyentuh ambang batas WHO sebesar 20 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Angka stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bergerak di angka 19,9 persen, berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), nyaris menyentuh angka ambang batas menurut WHO. Untuk menekan angka tersebut, Pemerintah Kota Tangsel menyampaikan akan menambah lokus prioritas penanganan stunting di belasan kelurahan. 

Kabid Pemerintahan Pembangunan Manusia pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kota Tangsel, Yusuf Ismail mengatakan, sejak 2021, Tangsel ditetapkan menjadi salah satu lokus prioritas pencegahan dan penurunan stunting. Dia menyebut, sejumlah kelurahan di Tangsel yang menjadi lokasi prioritas bakal ditambah sebagai langkah meminimalisasi peningkatan angka stunting. 

Baca Juga

Menurut penuturannya, berdasarkan data by name by address melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat, ternyata adanya kenaikan prevalensi stunting pada kelurahan yang selama ini berada di luar lokus penanganan stunting. Sehingga penambahan jumlah kelurahan dinilai perlu dilakukan. 

"Kami melakukan upaya penambahan jumlah kelurahan yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting. Yang tadinya 10 kelurahan pada 2021-2022 menjadi 19 pada tahun 2023," kata Yusuf dalam keterangannya, dikutip Jumat (8/7). 

Ke-19 kelurahan tersebut yakni Kelurahan Serpong, Paku Jaya, Bakti Jaya, Kademangan, Pondok Benda, Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir, Benda Baru, dan Serua. Lalu Kelurahan Jombang, Pondok Ranji, Cempaka Putih, Rempoa, Pisangan, Pondok Kacang Timur, Pondok Betung, Pondok Karya, Perigi Baru, serta Pondok Aren. 

Penetapan belasan kelurahan yang menjadi prioritas tersebut tercantum dalam Keputusan Wali Kota Nomor: 050/kep.174-huk/2022 tentang kelurahan lokasi prioritas pencegahan dan penurunan stunting tahun 2023. 

Yusuf mengatakan, selain menambah jumlah lokus, pihaknya juga akan melakukan beberapa penguatan sebagai upaya pencegahan kasus stunting baru. Baru-baru ini, Pemkot Tangsel telah mengadakan 'Rembuk Stunting' dan membahas sejumlah kajian untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penyakit yang merupakan gagal tumbuh pada anak tersebut. 

Diantaranya, melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi. Lalu, menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi. Selain itu, lanjut Yusuf, upaya lainnya Pemkot Tangsel akan memberikan kepastian hukum bagi kelurahan untuk menjalankan peran dan kewenangan kelurahan dalam intervensi gizi terintegrasi. 

Yusuf menegaskan, stunting menjadi salah satu fokus perhatian Pemkot Tangsel. Pasalnya penanganan terhadap penyakit tersebut merupakan investasi pembangunan jangka panjang bidang sumber daya manusia. 

"Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal, hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular degeneratif," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement