Kamis 07 Jul 2022 23:16 WIB

Satgas PMK: 317.889 Kasus Tersebar di 21 Provinsi

Dari angka tersebut,106.925 ekor hewan di antaranya sembuh.

Seekor sapi menjalani pemeriksaan kesehatan mulut oleh dokter hewan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar di kandang ternak milik Suhedi di Parit Haji Muksin, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (7/7/2022). Polda Kalbar bersama Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan Operasi Aman Nusa II berupa pemeriksaan kesehatan sapi dan kambing serta penyemprotan desinfektan di sejumlah peternakan di wilayah setempat guna mencegah merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tersebut.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Seekor sapi menjalani pemeriksaan kesehatan mulut oleh dokter hewan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar di kandang ternak milik Suhedi di Parit Haji Muksin, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (7/7/2022). Polda Kalbar bersama Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan Operasi Aman Nusa II berupa pemeriksaan kesehatan sapi dan kambing serta penyemprotan desinfektan di sejumlah peternakan di wilayah setempat guna mencegah merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Wiku Adisasmito menjabarkan, terdapat 317.889 kasus PMK pada hewan ternak berkuku genap tersebar di 21 provinsi di Indonesia per Kamis (7/7/2022). Dalam konferensi pers daring di Jakarta, Wiku juga mengatakan kasus PMK juga merebak di 231 kabupaten/kota, dan dari angka tersebut 106.925 ekor hewan di antaranya sembuh.

"Sebanyak 2.016 ekor mengalami kematian, dan sebanyak 3.489 ekor dari total kasus dilakukan potong bersyarat," ujar Wiku.

Baca Juga

Wiku mengatakan, berdasarkan jenis hewan ternak saat ini, PMK telah menyerang paling banyak pada sapi yaitu 39 ribu ekor, kemudian kerbau 5.600 ekor, kambing 1.300 ekor, domba 1.000 ekor dan babi 16 ekor.

"Perlu menjadi perhatian, meskipun saat ini virus PMK pada hewan ternak tidak menular ke manusia tetapi manusia dapat membawa virusnya dan menulari kepada hewan yang sehat," kata Wiku.

Sehingga menurut dia, masyarakat harus bahu-membahu dalam penanganan PMK, karena penyakit ini berdampak signifikan pada perkembangan ekonomi di Indonesia. "Dengan banyaknya sapi yang harus dilakukan pemotongan bersyarat serta juga terdapat sapi yang mati, tentunya akan sangat berdampak pada hasil penjualan hewan ternak maupun produk pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat," ujar Wiku.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement