REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR--Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyatakan telah menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada 4.081 ekor hewan ternak di daerahnya. "Untuk kambing dan domba juga nanti mendapat vaksinasi, sambil berjalan. Yang sakit tidak kita beri vaksin, tapi kita obati. Jadi vaksin untuk hewan yang masih sehat," tutur Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor, Iwan Setiawan di Cibinong, Bogor, Kamis (7/7/2022).
Saat ini, proses vaksinasi masih terus berjalan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Bogor dibantu instansi lain untuk menghabiskan vaksin yang diberikan pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Jatah vaksin yang diberikan yakni sebanyak 7.900 dosis.
Iwan menjelaskan bahwa, vaksin disuntikkan kepada hewan ternak seperti sapi potong, sapi perah, kerbau hingga kambing yang belum tertular PMK sebagai bentuk antisipasi. Ia berharap, ke depan pemerintah pusat kembali menambah jatah vaksin untuk Kabupaten Bogor. Karena, berdasarkan perkiraan, daerahnya membutuhkan sekitar 20 ribu vaksin.
"Kami masih mendata terus jumlahnya, kalau perkiraan kebutuhan mungkin mencapai 20 ribu dosis yang dibutuhkan, karena hewan ternak di kita banyak ya. Mudah-mudahan ada tambahan yang kita terima, sehingga hewan yang belum kena PMK bisa kita antisipasi dengan vaksin," tutur Iwan.
Hingga Rabu (6/7/2022), jumlah hewan ternak yang terinfeksi PMK di Kabupaten Bogor ada sebanyak 3.424 ekor. Sebanyak 1.010 ekor di antaranya sudah dinyatakan sembuh, sedangkan masih ada 2.002 ekor hewan ternak yang dalam perawatan. Hewan ternak yang terpapar PMK tersebut tersebar 69 desa yang ada di 29 kecamatan Kabupaten Bogor.
Sementara, Kepala Diskanak Kabupaten Bogor, Otje Subagja mengaku bekerja sama dengan berbagai instansi, bahkan mengerahkan 100 mahasiswa beserta dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University dan dokter hewan untuk penanganan PMK. Tim itu juga melakukan vaksinasi secara masif kepada hewan ternak yang sehat di Kabupaten Bogor.
Terutama kepada hewan jenis sapi perah yang rentan terkena PMK.Ia pun meminta peternak sigap dalam mendeteksi dini hewan ternak yang bergejala PMK dengan indikasi seperti air liur keluar berlebihan, sariawan, dan kukunya luka. "Jika masyarakat atau peternak mengetahui ternaknya bergejala, segera memberitahu petugas atau dengan gerak cepat menghubungi hotline 081286443517," kata Otje.
Di samping itu, Otje berpesan agar masyarakat tidak panik dengan maraknya kasus PMK. Sebab, virus itu tidak akan menular kepada manusia. Namun, manusia bisa menjadi perantara penularan PMK antara hewan satu dengan hewan lainnya.
"Kita manusia bisa menularkannya dari ternak satu ke ternak yang lain. Jadi, jika kita sehabis berinteraksi dengan sapi, kerbau, atau domba kita harus langsung cuci tangan," tegasnya.