REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memutuskan memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Jawa Bali hingga 1 Agustus 2022. Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2022 tersebut, level PPKM wilayah Jabodetabek juga kembali dinaikkan menjadi level 2, meski sebelumnya telah mengantongi status level 1.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, langkah antisipatif untuk menekan potensi kenaikan level PPKM adalah dengan meningkatkan kewaspadaan. Merujuk pada tren peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bandung yang mencapai lebih dari 200 persen.
“Jadi di Kota Bandung, selama dua pekan belakangan, ada kenaikan kasus dari 119 kasus per tanggal 18 Juni, sekarang sudah di 365, jadi ada kenaikan sekitar lebih dari 200 persen,” kata Ahyani saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (2/7/2022).
Strategi yang dilakukan, kata Ahyani, disamping pemeriksaan, adalah dengan menggencarkan edukasi kepada seluruh komponen masyarakat. Upaya edukasi ini dapat disalurkan melalui lembaga pendidikan, tempat-tempat wisata, ruang publik dan lainnya.
“Jangan merasa lelah dan lengah, tetap gunakan masker terutama bila kegiatan di dalam gedung atau di kendaraan dan tempat umum. Kemudian 5M tetap kita lakukan, lengkapi sampai booster. Kita terapkan 3P,” imbau Ahyani.
Namun dia mengklaim bahwa kasus Covid-19 di Kota Bandung masih cukup terkendali, mengingat hampir seluruh suspek hanya memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Adapun tren kenaikan kasus, kata dia, disebabkan oleh beberapa indikator, salah satunya keberadaan sub varian Covid-19 baru, BA4 dan BA5 yang sudah mulai terdeteksi di beberapa wilayah.
“Kenaikan kasus ini kan kita tau karena juga percepatan penyebaran karena adanya Sub varian baru dan juga karena kegiatan kegiatan sudah banyak yang dilonggarkan. Dan juga ada faktor dari masyarakat yang kurang prokesnya,” kata dia.
“Walaupun memang kalau sampel yang langsung dari kita (Kota Bandung) belum ada tapi kita pikir itu tidak menjadi hal utama, karena memang mobilitas Penduduk sangat tinggi, dan sudah patut diduga bahkan di Kota Bandung juga sudah ada (BA4 dan BA5), walaupun memang belum ada sampel langsung,” sambungnya.