Selasa 05 Jul 2022 05:41 WIB

Upaya Lestarikan Kebaya Indonesia Masuk ke UNESCO

Karakter sebuah bangsa dikenal dari perempuannya.

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Para aktivis perempuan Indonesia yang tergabung dalam Pertiwi Indonesia dan Perempuan Berkebaya Indonesia mendorong agar kebaya dinobatkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia. Mereka menyampaikan gagasannya melalui aksi jalan santai bertajuk CFD Berkebaya sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Ahad (19/6/2022).
Foto: dokpri
Para aktivis perempuan Indonesia yang tergabung dalam Pertiwi Indonesia dan Perempuan Berkebaya Indonesia mendorong agar kebaya dinobatkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia. Mereka menyampaikan gagasannya melalui aksi jalan santai bertajuk CFD Berkebaya sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Ahad (19/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah berupaya melestarikan kebaya di tengah era modern. Hal ini mengingat kebaya merupakan warisan leluhur bangsa indonesia yang merupakan hasil dari akulturasi dengan budaya-budaya lainnya.

Para tokoh dan ratusan perempuan Semarang ramai-ramai mengikuti Parade Kebaya Nasional, Sabtu (2/7/2022) di Balaikota Semarang. Parade Kebaya Nasional digelar dalam rangka menetapkan Hari Kebaya Nasional sebagai upaya pengajuan kepada Unesco untuk menjadi warisan budaya tak benda.

Baca Juga

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan karakter sebuah bangsa dikenal dari perempuannya. Oleh sebab itu dia mengajak pada para perempuan untuk saling mendukung dan menginspirasi melalui busana.“Marilah sesama perempuan saling mendukung dan menginspirasi, jika kita bicara kebaya maka tidak akan lepas dari perempuan,” ujarnya dalam keterangan tulis, Senin (4/7/2022).

Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary menambahkan kebaya menjadi lambang nilai-nilai yang diharapkan dari seorang perempuan, yakni dapat beradaptasi, luwes, lemah lembut, sabar, dan mandiri menjaga diri sendiri.

“Kebaya bukan hanya pakaian yang kita kenakan, namun kebaya memiliki filosofi salah satunya bentuknya melambangkan kesederhanaan, anggun dan penuh kepribadian. Potongan yang membentuk tubuh melambangkan wanita yang harus bisa menjaga diri serta jarik dan stagen melambangkan lemah lembut,” ucapnya.

“Dengan penggunaan kebaya kita dapat memberikan nilai filosofi dan keberagaman daerah yang ada di Indonesia. Kali ini saya menampilkan kain dari Lampung karena menyamakan persepsi yang sama untuk menjadikan pakaian kebaya sebagai pakaian nasional,” ucapnya.

Sebagai warisan leluhur yang sarat makna akan filosofi hidup, sudah selayaknya kebaya harus dilestarikan, dan menjadi bagian hidup agar tidak tergerus oleh tren fashion.

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, menyampaikan Kota Semarang ingin ikut berperan dalam mewujudkan Hari Kebaya Nasional.“Kami ingin ikut berperan. Bahwa ada kelompok perempuan-perempuan hebat yang akan membawa kebaya ini sebagai warisan budaya di Unesco, dan ini perlu dibuat roadmap,” ucapnya.

Sebagai warisan leluhur yang sarat makna akan filosofi hidup, sudah selayaknya kebaya harus dilestarikan, dan menjadi bagian hidup agar tidak tergerus oleh tren fashion. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement