Selasa 05 Jul 2022 03:10 WIB

Teluk Lampung Tercemar Sampah Plastik Domestik

Aktivitas nelayan di pesisir Teluk Lampung terganggu tumpukan sampah plastik

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Christiyaningsih
Sampah-sampah plastik rumah tangga mengganggu aktivitas nelayan di pesisir Teluk Lampung.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Sampah-sampah plastik rumah tangga mengganggu aktivitas nelayan di pesisir Teluk Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kawasan pesisir perairan Teluk Lampung tercemar sampah domestik masyarakat dan pabrik. Sampah-sampah plastik rumah tangga menumpuk di pantai dan mengambang di perairan terutama setelah hujan berhenti.

Berdasarkan pemantauan Republika pada Senin (4/7/2022), tumpukan sampah limbah rumah tangga dan pabrik masih menumpuk di pesisir Kota Bandar Lampung. Sampah-sampah plastik tersebut sudah bertahun-tahun tidak terangkut dan kerap bertambah setelah hujan turun.

Baca Juga

Aktivitas nelayan di pesisir Teluk Lampung terganggu dengan menumpuknya sampah plastik yang tidak terurai di pantai. Hasil tangkapan ikan nelayan berkurang karena banyak sampah plastik mengambang di perairan teluk.

Menurut Endrawan, nelayan Sukaraja, Bandar Lampung, sampah-sampah plastik yang menumpuk di pesisir tidak pernah diambil pemerintah. “Sampah-sampah plastik ini seakan dibiarkan saja bertahun-tahun,” kata Endrawan (52 tahun), nelayan Sukaraja.

Ia mengatakan masyarakat di kampung nelayan Sukaraja sudah tidak sanggup lagi membersihkan kawasan pesisirnya lantaran volume sampah semakin bertambah apalagi pada musim hujan. Di musim hujan, sampah limbah rumah tangga dan pabrik dari kota mengalir ke laut.

Selama tahun ini, Endrawan mengatakan belum terlihat adanya upaya Pemerintah Kota Bandar Lampung atau pun Pemerintah Provinsi Lampung untuk melakukan penanganan sampah pesisir Teluk Lampung yang bertahun-tahun menumpuk. Kehadiran sampah plastik, ujar dia, mengganggu aktivitas nelayan yang menjaring ikan di tengah laut. Para nelayan kebanyakan mendapatkan sampah plastik dan botol plastik dibandingkan ikan.

“Ikannya sudah berkurang,” katanya.

Pencemaran Teluk Lampung juga terlihat di tempat-tempat wisata pantai di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Limbah plastik berserakan di tepi pantai dan mengambang di tengah laut. Sampah plastik ini diduga berasal dari pengunjung dan juga limbah rumah tangga.

“Sekarang dapat kita saksikan plastik mengambang di tengah laut dan banyak,” kata Adi, pengunjung wisata laut Kabupaten Pesawaran.

Berdasarkan dokumen Bappeda Lampung tahun 2021, produksi sampah di Kota Bandar Lampung mencapai 700 ton lebih setiap hari. Sedangkan data di Dinas Lingkungan Hidup Lampung pada tahun 2020, produksi sampah mencapai empat ribu ton lebih per hari. Sampah tersebut terdiri dari sampah plastik, sisa makanan, dan bahan kertas. Selain itu, terdapat juga sampah tekstil, kulit, karet, logam, kaca, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil timbangan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bakung, Teluk Betung Utara, selama tahun ini volume sampah mencapai 1.000 ton per hari. Sebelumnya, timbangan hanya berkisar 850 ton – 900 ton per hari. Sampah-sampah warga kota diangkut mobil truk, pick up, dan juga gerobak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement