Senin 04 Jul 2022 15:15 WIB

Yogyakarta Verifikasi Ulang Data Stunting

Angka stunting di Kota Yogyakarta mencapai 7,5 persen.

Red: Nur Aini
Pemda DIY menyelenggarakan Kampanye dan Deklarasi Pencegahan Stunting; di Gedung Olahraga (GOR) Amongrogo Yogyakarta, Jumat (14/12).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Pemda DIY menyelenggarakan Kampanye dan Deklarasi Pencegahan Stunting; di Gedung Olahraga (GOR) Amongrogo Yogyakarta, Jumat (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan verifikasi ulang terhadap data stunting untuk memastikan data yang dimiliki valid. Hal itu karena akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan penanganan pada anak di kota tersebut.

"Dari data awal sekitar 1.300 anak atau 12 persen dari total balita, belum semuanya datang untuk melakukan verifikasi. Baru sekitar 800 anak yang sudah terverifikasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Senin (4/7/2022).

Baca Juga

Berdasarkan hasil verifikasi awal yang melibatkan dokter anak dan program Zero TB, diketahui angka stunting di Kota Yogyakarta mencapai 7,5 persen.

"Namun, kami masih terus berupaya memastikan seluruh anak yang masuk dalam data awal mengikuti verifikasi ulang," katanya.

Ia pun berharap mendapat dukungan penuh dari wilayah dan masyarakat untuk mengajak balita datang ke posyandu guna melakukan pemeriksaan kesehatan dan verifikasi data. Bagi balita yang terkonfirmasi mengalami stunting, maka akan langsung dirujuk ke puskesmas dan apabila puskesmas tidak mampu menangani maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit.

Emma mengatakan, kondisi balita yang terindikasi mengalami stunting akan terlihat dari data yang terekam di dalam kartu menuju sehat (KMS), di antaranya berat badan serta perkembangan motorik balita.

"Biasanya, balita yang stunting memiliki berat badan rendah atau kurus dan sering sakit serta perkembangan otak tidak sesuai dengan usia," katanya.

Oleh karenanya, Emma mengingatkan orang tua untuk rutin datang ke posyandu dan memeriksakan tumbuh kembang balita.

"Jika terdeteksi lebih dini, maka penanganan bisa dilakukan lebih mudah," katanya.

Dalam verifikasi ulang data balita stunting, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga menggandeng Zero TB untuk memastikan balita bebas dari tuberculosis (TB) karena penyakit tersebut juga turut mempengaruhi tumbuh kembang balita.

"Jika ditemukan indikasi mengarah ke TB, maka akan diberikan terapi untuk pencegahannya," katanya.

Emma menambahkan, secara keseluruhan angka stunting di Yogyakarta sudah lebih baik dibanding target nasional yaitu 14 persen pada 2024.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement