REPUBLIKA.CO.ID, TIMOR TENGAH SELATAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengakibatkan dua warga meninggal dunia.
Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin (4/7/2022), dilaporkan satu warga menghilang akibat cuaca ekstrem yang melanda pada Kamis (29/6) pukul 23.00 WITA.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan melaporkan wilayahnya dilanda angin kencang, banjir, dan tanah longsor yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi berdurasi lama. Adapun wilayah terdampak yakni Desa Toineke di Kecamatan Kualin," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
BNPB melaporkan hasil pendataan sementara mencatat 100 rumah terdampak, enam rumah rusak berat, satu unit sekolah rusak berat dan lahan pertanian warga. Ketinggian debit air pada saat terjadi banjir berkisar antara 150 sentimeter. Para warga terdampak memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, Basarnas, Pemerintah Daerah, Relawan dan Masyarakat bekerjasama untuk melakukan manajemen darurat berupa pendataan dan pemantauan. Upaya evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang juga terus dilakukan di sekitar aliran sungai.
Sementara itu, upaya perbaikan jalan dan jembatan yang rusak setelah longsor juga tengah diinisiasi untuk memudahkan lalu lintas para warga. Hasil pemantauan di lapangan, banjir sudah mulai berangsur surut di beberapa titik dan menyisakan lumpur.
"Sebagai respons cepat, pemerintah daerah setempat telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 hari ke depan. Hal ini diambil guna memberikan percepatan penanganan darurat terhadap warga terdampak," ujar Abdul.
Merujuk peringatan dini yang dikeluarkan BMKG Senin (4/7), waspada potensi hujan sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Manggarai, Ende, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Timur dan waspada potensi angin kencang di wilayah Pulau Flores bagian Barat, Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Sabu, dan Pulau Sumba bagian timur. Oleh karena itu, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi. Masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai dan daerah dengan lereng curam agar waspada dan evakuasi sementara secara mandiri jika terjadi hujan menerus dengan intensitas tinggi dan durasi lebih dari satu jam.