REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan telah melaksanakan vaksinasi sebanyak 4.717 ekor hewan ternak jenis sapi dan kambing sekitar satu pekan ini. Vaksinasi untuk menangkal wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak.
"Ini capaiannya sudah 112,13 persen dari kuota yang diberikan pemerintah pusat," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel Suparmi di Banjarmasin, Sabtu (2/7/2022).
Menurut dia, Kementerian Pertanian RI menargetkan sebanyak 4.200 dosis vaksin hewan ternak di Provinsi Kalsel sejak 23 Juni hingga 30 Juni 2022. Namun hingga akhir Juni 2022, mampu memberikan vaksinasi kepada hewan ternak di 12 kabupaten/kota malah sebanyak 4.717 dosis.
"Pelaksanaannya sejak 24 Juni 2022, sesuai arahan pak gubernur," tuturnya.
Dengan instruksi gubernur tersebut agar pelaksanaan vaksinasi sapi menjelang Idul Adha 1443 Hijriah ini dipercepat, hingga tidak ada sapi dan kambing kurban yang terserang PMK. Kasus awal PMK ditemukan di daerah Jawa Timur, hingga Kalsel masuk 19 provinsi terdampak wabah penyakit itu.
"Dengan kerja cepat setelah kita koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, hingga tercapai lebih 100 persen itu," ujarnya.
Dia juga mengapresiasi pemerintah kabupaten/kota yang sudah bersinergi dengan baik dengan pemerintah provinsi menyukseskan vaksinasi ternak sapi dan kambing ini hingga melebihi target pusat. Menurut Suparmi, kelebihan vaksin hingga 4.717 dosis tersebut termasuk 500 dosis yang merupakan sisa vaksin dari alokasi Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.
Dia mengatakan, BPTU-HPT Pelaihari semula mendapat alokasi vaksin PMK dari pusat sebanyak 1.400 dosis. Namun, dosis pada kambing hanya separuh dosis sapi sehingga hanya memerlukan 900 dosis.
"Ada kelebihan vaksin sebanyak 5 botol atau setara 500 dosis pada sapi. Kelebihan vaksin tersebut telah diserahkan ke kami dan telah didistribusikan ke Kabupaten Banjar 100 dosis. Sisanya ke Kabupaten Barito Kuala100 dosis, Hulu Sungai Selatan 200 dosis dan Kota Banjarbaru sebanyak 100 dosis," ujar Suparmi.
Dia memastikan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di Kalsel tidak merebak luas, karena ditangani dengan cepat, hingga masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan hewan kurban, sebab semuanya aman dikonsumsi. "Jadi kita sampaikan bahwa hewan terkena penyakit mulut dan kuku ini tidak menular ke manusia, bahkan jika dikonsumsi dagingnya," papar Suparmi.
Sesuai instruksi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, ujarnya, penanganan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku bagi hewan ternak ini dilakukan maksimal, hingga tidak menjadi wabah di daerah ini.