Jumat 01 Jul 2022 09:27 WIB

Warga Khilafatul Muslimin Surabaya Raya Ikrar Setia ke NKRI

Pemkot Surabaya akan memberikan pendampingam bisa berupa pemberdayaan ekonomi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Foto: Dok Humas
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anggota organisasi Khilafatul Muslimin Surabaya Raya telah mendeklarasikan diri untuk setia kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, setelah anggota Khilafatul Muslimin mendeklarasikan diri setia kepada NKRI, pihaknya bakal memberikan pendampingan. Mengingat mereka merupakan bagian dari NKRI.

"Alhamdulilah, sebenarnya ada pendampingan juga terkait dengan mereka setelah kembali deklarasi kepada Pancasila, maka kami dengan Pak Kapolrestabes akan membina bagaimana mereka juga menjadi bagian dari warga Surabaya," kata Eri, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga

Eri menjelaskan, pendampingan yang diberikan Pemkot Surabaya dapat berupa pemberdayaan ekonomi. Baik itu melalui pemberian lapangan kerja, maupun lewat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Apalagi, tidak sedikit dari merek la yang masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Jadi tidak hanya deklarasi setelah itu selesai. Ada sebagian dari mereka masuk daftar MBR, kita berikan pekerjaan. Sama seperti warga Surabaya yang lainnya, kami tidak memperlakukan berbeda," ujar Eri.

Bagi Eri, warga Khilafatul Muslimin Surabaya Raya yang telah mendeklarasikan diri setia kepada Pancasila dan NKRI, sama halnya dengan warga Kota Pahlawan yang lain. Artinya, mereka memiliki hak yang sama sebagai Warga Negara Indonesia.

"Karena mereka sudah menyampaikan bahwa dasarnya adalah Pancasila dan NKRI, maka kita menjadi satu bagian yang utuh," kata Eri.

Sementara terkait dengan lembaga pendidikan yang dikelola Khilafatul Muslimin di Surabaya, Eri menyatakan sudah sesuai dengan ajaran Islam di Indonesia. Bahkan, kata dia, sebelumnya Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan PD Muhammadiyah telah memastikan keberadaan lembaga pendidikan tersebut.

"Ini kan seperti majelis taklim atau majelis Yaasin, tahlil. Tapi yang diajarkan, yang dianut, adalah ahlussunnah wal jamaah," ujarnya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta berharap, deklarasi setia terhadap Pancasila dan NKRI yang dilakukan dapat membawa hal positif bagi yang lain. Nico menyatakan, perbedaan-perbedaan yang ada itu sudah dibungkus dengan nama Pancasila dan di bawahnya yang diikat oleh pita dengan bertuliskan Bhineka Tunggal Ika.

"Mudah-mudahan ke depan gotong royong yang kita laksanakan bisa membawa hal yang lebih baik untuk bangsa dan negara ini, khususnya di Jawa Timur dan Surabaya," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement