REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Barat (NTB) akan membentuk call center untuk melayani pengaduan dan permasalahan yang dihadapi para petani di wilayah itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Fathul Gani, mengatakan, call center ini dibentuk sebagai wadah para petani untuk mengutarakan semua persoalan atau pun permasalahan yang dihadapinya. "Jadi, petani kita bisa melaporkan apa masalah yang dihadapi di lapangan terus kemudian kita tindaklanjuti sehingga bisa secepatnya dicarikan solusi atau pun jalan keluarnya secara cepat," ujar Fathul Gani di Mataram, Kamis (23/6/2022).
Ia menyatakan, call center ini nantinya diberi nama Call Center Petani Sasambo atau akronim dari Sasak Samawa dan Mbojo, sebutan dari tiga suku terbesar yang ada di NTB. "Saat ini pembentukan unit call center ini sedang berproses," terang Fathul Gani.
Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) ini, mengatakan call center tersebut nantinya terdiri dari sejumlah unsur, seperti Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten atau kota, BMKG, kepolisian, Bulog, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik). "Jadi, semua unsur kita libatkan," ujarnya.
Selain menerima pengaduan, kata Fathul Gani, melalui call center ini para petani bisa bertanya atau pun melakukan konsultasi terkait cuaca, informasi pupuk, masa tanam, produksi, bibit, harga jual komoditas pertanian dan lain-lain yang berkaitan dengan sektor pertanian. "Makanya melalui call center ini, diharapkan bisa membantu petani kita," kata dia.
Lebih lanjut, Fathul Gani mengatakan untuk mendukung kerja-kerja call center tersebut, pihaknya menugaskan sebanyak 1.000 lebih penyuluh pertanian yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di NTB, sebagai garda terdepan untuk membantu petani dalam kaitan produksi hasil pertanian. "Penyuluh pertanian ini kita tugaskan bukan hanya membimbing petani dalam bertani, namun mencarikan solusi supaya hasil produksi pertanian menjadi meningkat sesuai harapan petani," ujarnya.
"Artinya, sebelum masuk aduan dari petani, penyuluh harus mampu sampaikan informasi terkait apa saja yang akan jadi kendala sebelum dan sesudah bertanam. Misal kaitan cuaca, jika tidak mampu menyampaikan kondisi cuaca, maka kita gandeng petugas BMKG untuk turun menjelaskan kepada petani," terangnya.