Kamis 23 Jun 2022 20:21 WIB

Kemenkes: Hasil WGS, 143 Kasus Terkonfirmasi BA.4 & BA.5

Kasus Covid-19 subvarian BA.4 & BA.5 paling banyak ditemukan di DKI Jakarta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta. Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini kembali meningkat dipicu penularan subvarian Omicron. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta. Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini kembali meningkat dipicu penularan subvarian Omicron. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril mengungkapkan, total subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 melonjak menjadi 143 kasus per Kamis (23/6/2022). Angka ini naik dua kali lipat dari Jumat (17/6/2022) pekan lalu yakni sebanyak 57 kasus.

"Berdasarkan whole genome sequencing kita sudah menemukan sebanyak 143 kasus, 21 di antaranya adalah subvarian BA.4 dan sisanya merupakan subvarian BA.5" kata Syahril dalam diskusi daring, Kamis sore.

Baca Juga

Dua subvarian ini teridentifikasi sejumlah daerah Indonesia. Rinciannya, 98 kasus dari DKI Jakarta, 29 dari Jawa Barat, dan 13 kasus dari Banten dan Bali tiga kasus. Adapun dari ratusan pasien itu, 73 orang berjenis kelamin laki-laki dan 70 orang perempuan. Dari 143 pasien tersebut, lima orang belum menerima vaksin Covid-19 karena masuk kategori anak-anak.

Tiga orang tercatat baru menerima satu dosis vaksin Covid-19, sembilan orang menerima vaksin dosis penuh. Kemudian, 35 orang sudah menerima vaksin booster atau dosis ketiga, dan seorang yang merupakan WNA telah menerima vaksin Covid-19 empat dosis.

Kementerian Kesehatan, sambung Syahril, akan terus melakukan pengujian WGS di tujuh Provinsi dengan kasus tinggi, seperti DKI, Jawa Barat, Banten termasuk Bali. Pengujian terus dilakukan untuk memberikan deteksi sebaran kasus Covid-19.

Syahril juga meminta sebelum ditetapkannya status endemi, masyarakat harus tetap selalu waspada. Sehingga, apabila terjadi lonjakan, diharapkan Indonesia masih tetap bisa menekan angka kematian dan angka rawat atau hospitalisasi.

Karena, lanjut Syahril, saat ini jumlah testing dan tracing di Indonesia masih sangatlah rendah. Sehingga, angka kematian dan hospitalisasi menjadi indikator dalam melihat pengendalian transmisi komunitas Covid-19.

Syahril juga mengingatkan bahwa saat ini pemerintah masih fokus untuk memberikan vaksinasi terutama dosis 2 dan dosis 3 atau booster. Hal ini guna memberi kekebalan komunitas kepada masyarakat.

"Nah dengan upaya itu kita bisa nanti menekan jumlah kasus yang ada, atau perkiraan penambahan kasus sekaligus sebagaimana kita mengendalikan tingkat hospitalisasi maupun kematian," kata Syahril.

Pada Kamis, Indonesia mencatat sebanyak 1.907 kasus baru Covid-19. Total kasus aktif kini sebanyak 12.148 kasus. DKI Jakarta kini menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 1.054. Disusul oleh Jawa Barat dengan total 332 kasus, kemudian Banten dengan total 236 kasus.

Untuk jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada hari ini bertambah 1.146 orang sehingga menjadi sebanyak 5.905.971 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 4 orang. Total yang meninggal karena Covid-19 menjadi sebanyak 156.706 orang.

 

photo
Penyebaran omicron BA.4 dan BA.5. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement