Kamis 23 Jun 2022 16:07 WIB

SBY-JK Bertemu, Ada Apa? Ini Kata AHY

Keduanya juga mengenang kebersamaan ketika memimpin pemerintahan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden keenam Republik Indonesia yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), diketahui bertemu dengan Muhammad Jusuf Kalla. JK pernah mendampingi SBY sebagai wakil presiden pada periode pertama kepemimpinannya

Putra sulung SBY yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, keduanya bertemu sebagai sesama sahabat.

Baca Juga

"Karena memang beliau berdua Pak SBY dan Pak JK, sama sepertinya dengan Pak Surya Paloh adalah sahabat-sahabat dalam berdemokrasi, dalam berpolitik. Jadi, pertemuan antarsahabat itu sesuatu yang baik menurut saya," ujar AHY di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

Kendati demikian, ia mengaku tak mengetahui apa yang menjadi pembicaraan keduanya di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, yang merupakan kediaman dari SBY. "Saya belum ketemu Pak SBY hari ini, jadi saya belum tahu. Nanti mungkin saya tanyakan," ujar AHY.

Terpisah dikonfirmasi, staf pribadi SBY, Ossy Dermawan membenarkan adanya pertemuan keduanya di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor. Pertemuan dua sahabat itu berlangsung dalam suasana penuh keakraban. Keduanya juga mengenang kebersamaan ketika memimpin pemerintahan.

"Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan tukar-menukar pikiran dan pandangan menyangkut masa depan bangsa dan negara kita. Meskipun keduanya tidak lagi aktif dalam kegiatan politik sehari-hari, namun masih terpanggil untuk ikut memikirkan jalan menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera," ujar Ossy.

Sebelumnya, wakil presiden ke-12 Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla menyebutkan bahwa 2022 merupakan tahun politik yang sangat romantis. Ini karena partai politik tengah mencari pasangan yang cocok untuk maju pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dia pun menjelaskan mengapa tahun ini adalah tahun politik yang romantis karena pada tahun ini banyak yang tengah mencari pasangan seperti muda-mudi yang kasmaran.

"Kenapa romantis? Karena sama dengan orang pacaran, semua cari pasangan yang cocok memenuhi syarat, lobi cari pasangan, jadi ini tahun cari pasangan. Jadi begitulah suasana politik kita, tapi tentunya siapa terbaik akan terpilih. Memang tidak mudah untuk jadi tahun romantis karena banyak hal yang menjadi faktor, pasangan, faktor partai, dan juga faktor elektabilitas," ujar JK di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem, Kamis (16/6).

Menurut JK, elektabilitas menjadi satu di antara beberapa faktor kendala para aktor politik mencari pasangan. "Pasangan, partai, dan elektabilitas. Ini jadi satu suasana sulit. Elektabilitas tinggi tapi tidak ada partai. Ada yang terbaik punya partai, punya partai tapi tidak terbaik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement