Rabu 22 Jun 2022 15:55 WIB

Djarot: PDIP Itu Partai Wong Cilik, Partai Sandal Jepit

Kader PDIP diminta turun ke bawah, tidak terpukau oleh survei.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang ideologi dan kaderisasi Djarot Saiful Hidayat
Foto: istimewa
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang ideologi dan kaderisasi Djarot Saiful Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot S Hidayat, mengatakan, partai politik harus mampu melakukan pendidikan politik menggembleng dan melahiirkan calon-calon pemimpin yang nantinya bisa ditugaskan baik di struktur partai, eksekutif maupun di legislatif. Keberhasilan partai politik, kata dia, dilihat dari apakah mampu melahirkan pemimpin atau calon pemimpin yang digodok di partai.

"Alhamdulillah PDIP mampu menggembleng dan melahirkan banyak pemimpin-pemimpin politik, pejabat-pejabat politik yang dipilih secara elektoral, secara demokratis," kata dia, di sela-sela Rakernas II PDI Perjuangan, di Sekolah Partai PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu.

Baca Juga

Menurut dia, partai politik juga mempunyai fungsi utama untuk bagaimana turun ke bawah, mengorganisir rakyat untuk memecahkan masalah yang ada. "PDI Perjuangan itu sebagai partai wong cilik, partai sendal japit, jadi tugas itu satu (turun ke bawah)," katanya.

Oleh karena itu, sebagaimana pesan Ketua Umum DPPPDI Perjuangan,Megawati Soekarnoputri, untuk keluar dari zona nyaman, maka kader siap menjalaninya dengan sepenuh hati."Ibu Mega selalu menekankan keluar dari zona nyaman, turun ke bawah jangan terpukau dengan hasil survei. Karena hasil survei akan mengikuti apa yang dikerjakan oleh para kader, para teman-teman struktural kita, eksekutif dan legislatif kita di bawah," kata dia.

Maka, jika menyangkut Pemilu 2024, dalam RakernasPDI Perjuangan ini harus disiapkan satu proses regenerasi dan menyiapkan calon termasuk merumuskan sistemnya seperti apa. Semuanya harus dilakukan secara gotong royong.

"Kita juga akan menghadapi pemilih yang berbeda. Generasi milenial sangat banyak, generasi X, Y, dan Z maka pola kampanye itu juga harus berubah, bagaimana kita bisa melakukan pendidikan politik itu secara kampanye lunak, secara halus," jelas dia.

Hal itu, tambah dia, diperlukan agar anak muda bukan hanya terlibat dalam memilih, tapi belajar memikirkan calon pemimpin bangsa dan tantangan ke depan yang akan dihadapi."Jadi itu ya makanya ini agak berbeda sedikit dan ini sangat serius dilakukan di Sekolah Partai. Dan itu hasil Rakernas ini merupakan dari bawah. Karena kita memulai dari tingkat cabang, Rakerca, Rakerda tingkat atas, kemudian di pusat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement