Selasa 21 Jun 2022 14:30 WIB

Jokowi: Subsidi BBM Besar Sekali, Bisa untuk Bangun Ibu Kota

Jokowi sebut harga Pertalite Rp 7.650 bukan harga sebenarnya, melainkan subsidi.

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR Puan Maharani (ketiga kiri) berbincang dengan sejumlah kader usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Rakernas II PDI Perjuangan tersebut bertemakan Desa Kuat, Indonesia Maju dan Berdaulat dengan sub tema Desa Taman Sari Kemajuan Nusantara.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR Puan Maharani (ketiga kiri) berbincang dengan sejumlah kader usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Rakernas II PDI Perjuangan tersebut bertemakan Desa Kuat, Indonesia Maju dan Berdaulat dengan sub tema Desa Taman Sari Kemajuan Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Presiden Joko Widodo meminta semua pihak memahami, subsidi yang diberikan pemerintah terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) sangat besar. Jumlahnya mencapai Rp 502 triliun atau setara biaya membangun ibu kota baru.

"Subsidi kita ke sini (BBM) bukan besar, tapi besar sekali. Bisa dipakai untuk membangun ibu kota karena angkanya sudah Rp 502 triliun. Ini semua yang harus kita ngerti, sampai kapan kita bisa bertahan dengan subsidi sebesar ini," kata Presiden saat membuka Rapat Kerja Nasional II PDI Perjuangan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Baca Juga

Jokowi menyampaikan hal itu dengan menggunakan ilustrasi tentang beratnya kondisi global saat ini, yang berimbas pada beragam sektor, termasuk harga bahan bakar minyak. Presiden mencontohkan harga Pertalite di Indonesia masih Rp 7.650 per liter dan Pertamax Rp 12.500 per liter. Harga tersebut bukan merupakan harga sebenarnya, melainkan harga subsidi, tambahnya.

Di Singapura dan Jerman, lanjutnya, harga bensin sudah  Rp 31 ribu per liter, sedangkan di Thailand Rp 20 ribu per liter."Kalau kita nggak ngerti angka-angka, kita nggak merasakan betapa sangat beratnya persoalan saat ini. Bangun ibu kota itu Rp 466 triliun, (sedangkan) ini untuk subsidi. Tapi nggak mungkin ini nggak kami subsidi, akan ramai kita juga. Hitung-hitungan sosial politiknya juga kami kalkulasi," ujar Jokowi.

Dalam Rakernas PDI Perjuangan tersebut,Presiden Jokowi juga menekankan rakyat harus mendapat informasi terkait kondisi global yang sangat berat saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement