REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan belum ada wilayah setempat yang mengalami kesulitan air bersih dampak musim kemarau.
"Belum ada, kalau analisis kami cuaca ini belum berdampak pada daerah rawan kekeringan, masih mirip efek penghujan," kata Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah saat dikonfirmasi di Bantul, Senin (20/6/2022).
Meski demikian, instansinya siap memberikan bantuan dan menerima permohonan distribusi air bersih ke wilayah Bantul yang mengalami kekeringan dampak cuaca.
Berdasarkan catatannya, untuk wilayah Bantul yang rawan mengalami kekeringan atau kekurangan air bersih dampak kemarau di antaranya di wilayah Kecamatan Dlingo, Imogiri dan sebagian Piyungan, di daerah itu masyarakatnya sering meminta dukungan air bersih.
"Kalau untuk rencana distribusi air bersih ke wilayah terdampak kekeringan akan menjadi hal yang rutin, setiap tahun ada yang meminta, dan itu sudah dipersiapkan di BPBD," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto mengatakan, sudah mendapat informasi adanya kelompok masyarakat yang meminta akomodasi tentang air bersih, namun kebutuhan air itu hanya untuk antisipasi jika kemarau berdampak.
"Kemarin sudah ada informasi dari kelompok masyarakat yang minta diakomodasi tentang air, saya lupa, saya dispo ke teman-teman bagian logistik untuk diakomodasi, itu kemungkinan hanya untuk jaga jaga, hanya satu kelompok masyarakat," katanya.
Sementara itu, terkait cuaca, dia mengatakan, sesuai dengan prediksi BMKG beberapa bulan lalu, musim hujan berlangsung hingga pertengahan Mei. Tetapi sehubungan dengan perkembangan informasi BMKG, pada bulan Juni masih banyak hujan, atau kemarau basah.
"Hujannya fluktuatif, dalam satu hari tiba-tiba hujan deras, kemudian terang, dan kadang hujan lagi, jadi kita sudah diberi informasi dari BMKG, potensi hujan di musim kemarau ini ada," katanya.