REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, Agus Budi Santoso mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi berupa erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, kemudian Sungai Bedog, Sungai Kresek dan Sungai Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Merapi.
Maka itu, Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Pemkab Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi hadapi ancaman bahaya erupsi Merapi yang terjadi saat ini. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Budi, akhir pekan kemarin.
Secara visual, cuaca sekitar Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam, tapi berkabut pada siang dan sore. Asap berwarna putih, ketebalan tipis-tebal, tekanan lemah dan tinggi 200 meter teramati dari Pos Babadan pada 14 Juni 2022.
"Pekan ini, guguran lava teramati sebanyak 58 kali ke arah barat daya, dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," ujar Budi.
Di kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah. Kubah tengah tidak pula teramati perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto, volume kubah lava barat daya sebesar 1.561.000 meter kubik.
Sedangkan, kubah tengah 2.562.000 meter kubik. Dari kegempaan pekan ini tercatat 27 kali gempa vulkanik dangkal, 81 gempa fase banyak, 584 gempa guguran, lima gempa hembusan dan tujuh kali gempa tektonik. Intensitas kegempaan masih tinggi.
Deformasi yang dipantau menggunakan EDM pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,4 centimeter per hari. Pekan ini, terjadi hujan di Pos Kaliurang dengan intensitas curah hujan sebesar 40 milimeter per jam selama 85 menit.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Budi.