REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengeklaim kasus Covid-19 di wilayah setempat masih dalam tahap terkendali. Kendati kasus Covid-19 masih terkendali, Pemkab Garut tetap mengantisipasi terjadinya lonjakan.
Hingga saat ini, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut belum mengalami lonjakan akibat adanya subvarian baru. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, pihaknya belum menemukan adanya kasus Covid-19 BA.4 dan BA.5. Dalam beberapa bulan terakhir, penambahan kasus Covid-19 di daerah itu juga disebut masih landai.
"Penambahan kasus di Kabupaten Garut masih relatif terkendali. Dalam sepekan paling hanya bertambah lima kasus," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (17/6/2022).
Berdasarkan data hingga 16 Juni 2022, terdapat delapan kasus aktif di Kabupaten Garut. Dari total kasus itu, sebanyak lima orang menjalani isolasi mandiri dan tiga orang isolasi di rumah sakit.
Meski demikian, Pemkab Garut tetap mengantisipasi terjadinya lonjakan. Apalagi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia akan kembali mengalami lonjakan, yang puncaknya diperkirakan terjadi pada pertengahan Juli 2022.
Leli mengatakan, petugas di lapangan masih terus melakukan pengetesan Covid-19, baik untuk penelusuran maupun skrining. Dalam satu hari, pengetesan yang dilakukan bisa mencapai 100 hingga 200 kali.
"Itu tergantung dari kasus positif juga," ujar dia.
Sementara untuk skrining, pengetesan dilakukan kepada pasien yang datang ke puskesmas. Biasanya, pasien yang dites Covid-19 adalah mereka yang memiliki gejala influenza like ilness (ILI).
Menurut Leli, pada dasarnya antisipasi yang dilakukan lebih menekankan agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan melakukan vaksinasi Covid-19. "Tinggal kesadaran masyarakat dalam mematuhi prokes," kata dia.
Ihwal kesiapan tenaga kesehatan (nakes), ia menyebut, hingga saat ini para nakes masih tetap siaga. Begitu juga ruang isolasi, baik di rumah sakit dan terpusat, masih tetap disiagakan.
"Memang dalam beberapa bulan terakhir (ruang isolasi terpusat) sudah tak digunakan. Namun, kalau mau digunakan lagi, tinggal dibuka. Mudah-mudahan mah tidak terjadi lonjakan kasus di Garut," ujar Leli.