REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TN2PK), Suprayoga Hadi, mengatakan pihaknya telah melakukan atau terlibat dalam banyak kajian, yang mengevaluasi penyaluran bantuan sosial (bansos) dan subsidi kepada masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kartu prakerja yang ditujukkan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja di Indonesia.
"Kami pendukung kebijakan pemerintah telah mengadvokasi reformasi untuk banyak program bantuan sosial terutama pada transformasi mekanisme penyampaian program termasuk pemerintah ke orang atau sistem serta mekanisme pembayaran G2P payment," katanya dalam webinar Kartu Prakerja: Indonesia’s Digital Transformation and Financial Inclusion Breakthrough, Rabu (15/6).
Kemudian, ia melanjutkan ada beberapa contoh perubahan kebijakan berbasis yang berhasil dilakukan oleh TNP2K yaitu pertama, program Keluarga Harapan Indonesia merupakan program Conditional Cash Transfer. Kedua, Program Bantuan Sembako dalam bentuk E-Voucher yang berfokus pada nutrisi penerima manfaat daripada sekadar distribusi beras.
"Ketiga, ada Program Indonesia pintar yang ditujukan untuk anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu. Keempat, Kartu Prakerja yang ditujukkan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja di Indonesia," kata dia.
Ia menambahkan program penyaluran bantuan sosial melalui G2P payments juga terdapat kendala. Misalnya, ada kasus pemotongan rekening bank yang tidak tersalurkan karena kesulitan mencari nama dan juga jejak pelaku usaha.
"Lalu, lokasi ATM yang cukup jauh dari penerima. Serta keterbatasan akses teknologi telekomunikasi. Namun, meskipun telah terjadi peningkatan yang signifikan tapi selalu ada ruang untuk perbaikan, berdasarkan rangkaian monitoring dan evaluasi yang dilakukan TNP2K," kata dia.
Ia mengaku selama 10 tahun terakhir, ia telah melakukan serangkaian studi percontohan penggunaan fintech dalam penyaluran bantuan sosial. "Penelitian telah menunjukkan kalau pemanfaatan teknologi memang memainkan peran besar dalam perluasan bantuan sosial terutama ketika pandemi Covid-19," kata dia.