Selasa 14 Jun 2022 16:14 WIB

Informasi Kuat Berembus, Reshuffle Dilakukan Besok

Reshuffle menteri akan dilakukan sesuai kebutuhan Presiden Jokowi.

Sejumlah menteri diambil sumpahnya saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Indonesia pada Rabu 23 Oktober 2019. Presiden Joko Widodo disebut akan segera melakukan reshuffle kabinet menterinya.
Foto: Anadolu Agency
Sejumlah menteri diambil sumpahnya saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Indonesia pada Rabu 23 Oktober 2019. Presiden Joko Widodo disebut akan segera melakukan reshuffle kabinet menterinya.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Febrianto Adi Saputro, Dessy Suciati Saputri

Hembusan kabar rencana perombakan kabinet menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) berembus semakin kencang. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya Sugiarto mengakui telah mendengar adanya informasi yang kuat terkait reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga

Partainya pun telah menyiapkan sosok untuk mengisi nama yang akan diganti Presiden Jokowi. "Kami mendengar informasi yang sangat kuat hari ini, kemungkinan reshuffle segera dilaksanakan. Kami telah menyiapkan kader," ujar Bima di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (14/6/2022).

"Katanya begitu (besok reshuffle), siang ini pun ada pertemuan teman-teman lain. Karena kami ditugaskan di sini ada kegiatan, tetapi ada pertemuan lain membahas hal tertentu," sambungnya.

Ia mengatakan, nama yang akan masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sepenuhnya berada di Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Kemungkinan, PAN disebutnya akan mendapatkan satu posisi di kabinet, meskipun ia belum dapat memastikannya sebelum pengumuman dari Jokowi.

"Artinya PAN sudah sangat siap memperkuat presiden Jokowi dengan posisi kementerian apapun yang akan berjalan sampai ujung masa jabatan," ujar Bima.

Muncul informasi bahwa Jokowi akan menunjuk Zulkifli sebagai Menteri Perdagangan atau Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Namun, Wali Kota Bogor itu belum dapat memastikan siapa nama dan posisi yang akan diduduki oleh PAN.

"Kami tidak bisa pastikan. Tapi di posisi manapun saya kira banyak kader yang siap dan kami mempercayakan sepenuhnya kepada Ketum, itu poinnya," ujar Bima.

Ia hanya bisa memastikan apabila diberi amanat maka PAN akan siap. "Kalau diberikan amanat kita sangat siap, kalau belum pun kita akan mengawal sampai di ujung," ujar Bima.

Ia mengungkapkan, komunikasi antara Jokowi dengan Zulkifli terus terjalin baik pasca PAN memutuskan untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintahan. Bahkan keduanya kerap bertemu untuk membicarakan banyak hal, tak hanya yang berkaitan dengan kabinet.

"Beberapa kali ketemu, tentu bukan hanya bicara soal kabinet, bicara banyak hal. Ketum sampaikan ke kami juga komunikasi yang baik dengan Presiden, dengan Istana, dan tidak harus kan bicara menteri saja," ujar Bima.

Sementara itu PDIP mengaku tak khawatir terkait isu reshuffle. Kalaupun ada reshuffle, Wakil Sekjen PDIP Arif Wibowo meyakini tidak ada menteri dari PDIP yang terkena reshuffle.

"Bagi PDIP kami sedang tidak ada masalah, baik-baik saja kami semua PDIP ora popo," kata Wakil Sekjen PDIP Arif Wibowo ditemui di Hotel Grand Paragon, Selasa (14/6/2022).

Sampai saat ini partai berlambang kepala banteng itu mengaku belum mendengar terkait kabar adanya reshuffle. Namun dirinya tidak mengetahui jika partai lain mendapat kabar terkait hal itu. "Ya kalau itu terkait partai lain kami tidak tahu tapi sejauh ini PDIP kami semua ora popo baik-baik saja aman," ujarnya.

Arif mengatakan jika ada kadernya yang terkena reshuffle, presiden pasti akan mengomunikasikannya secara khusus kepada ketua umum. Sebab keputusan menentukan menteri, wakil menteri, wakil presiden hingga presiden ada di ketua umum.

"PDIP meyakini bahwa tidak akan ada masukan ke partai kami. Kami keluarga besar PDIP baik-baik saja jumlah menterinya tetap seperti yang ada bahkan bisa tambah saya tidak tahu apakah nanti Pak Utut, apakah Pak Hasto, kalau saya hanya penjaga komisi II tapi yang jelas kami baik-baik saja," tuturnya.

Dirinya juga tak mempermasalahkan jika nantinya PAN bergabung ke dalam kabinet. Sebab hak untuk melakukan reshuffle dikatakan Arif merupakan hak prerogatif presiden.

"Baik-baik saja itu kewenangan presiden prerogratif presiden ya presiden mau ambil siapa saja boleh itu kewenangan presiden apakah nanti menyangkut hubungan partai lain apakah baik-baik saja, saya kira tergantung presiden mengomunikasikannya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement