Senin 13 Jun 2022 01:35 WIB

Varian Omicron Baru Diyakini tak Bakal Mengakibatkan Ledakan Kasus

BA.4 dan BA.5 ini lebih menular dibanding subvarian Omicron lainnya.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Petugas merapikan bantal di Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL), Bangkalan, Jawa Timur, Rabu (11/5/2022). Rumah sakit darurat untuk penanganan COVID-19 gejala OTG dan ringan tersebut telah merawat sebanyak 916 pasien dengan tingkat kesembuhan hampir 100 persen itu tetap beroperasi guna mengantisipasi lonjakan COVID-19 pascalibur Lebaran.
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Petugas merapikan bantal di Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL), Bangkalan, Jawa Timur, Rabu (11/5/2022). Rumah sakit darurat untuk penanganan COVID-19 gejala OTG dan ringan tersebut telah merawat sebanyak 916 pasien dengan tingkat kesembuhan hampir 100 persen itu tetap beroperasi guna mengantisipasi lonjakan COVID-19 pascalibur Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andani Eka Putra tak yakin subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bisa mengakibatkan ledakan kasus Covid-19 di Tanah Air. Sebab, dua subvarian tersebut memiliki banyak kesamaan dengan subvarian Omicron BA.2.

Andani mengatakan, jika dilihat dari posisi mutasi subvarian Omicron, tampak bahwa BA.4 dan BA.5 mirip dengan BA.2. Adapun BA.2 sebelumnya tak memicu ledakan kasus di Indonesia. "Hal ini menunjukkan bahwa risiko ledakan kasus itu kecil karena dia mirip BA.2," ujar Andani dalam sebuah diskusi daring, Ahad (12/6/2022).

Baca Juga

Sejauh ini, kata dia, varian corona yang berhasil membuat ledakan kasus di Tanah Air adalah Delta dan Omicron asli. Lonjakan akibat Delta terjadi pada periode usai Lebaran 2021, sedangkan Omicron asli menjadi biang kerok kenaikan kasus pada periode pascalibur Natal dan Tahun Baru 2021.

"Saya tidak yakin apakah BA.4 dan BA.5 akan mampu menimbulkan peningkatan kasus seperti Omicron di awal-awal dulu. Saya kurang terlalu yakin karena polanya mirip BA.2," kata Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand itu.

Selain itu, Andani juga menyatakan peningkatan kasus dalam beberapa waktu terakhir tak ada kaitannya dengan Omicron BA.4 dan BA.5. Untuk diketahui, kasus baru Covid-19 di Tanah Air kembali ke angka di atas 500 per hari sejak 7 Juni hingga Ahad (12/6/2022). Di sisi lain, tercatat sudah ada delapan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali dan Jakarta per 6 Juni, yang salah satu kasus di antaranya merupakan sampel dari pasien tanggal 15 Mei.

"Kita belu melihat hubungan peningkatan kasus itu dengan penemuan BA.4 dan BA.5," ujarnya.

Meski begitu, kata Andani, pernyataannya tersebut barulah hipotesis awal. Untuk memastikannya, dirinya harus melihat hasil tes WGS dua pekan ke depan terlebih dahulu. "Bisa saja saya salah. Hal ini akan dibuktikan lewat data dalam 1 - 2 pekan ke depan," ujarnya.

Sebagai informasi, BA.4 dan BA.5 merupakan subvarian dari virus Corona varian Omicron. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan mengatakan, BA.4 dan BA.5 ini lebih menular dibanding subvarian Omicron lainnya, karena memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun tubuh (escape immunity). Kendati demikian, pasien yang terinfeksi dua subvarian ini cenderung mengalami gejala ringan, sama halnya dengan gejala akibat subvarian Omicron pendahulunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement