Jumat 10 Jun 2022 19:24 WIB

PKB dan PKS Berencana Berkoalisi, PDIP Enggan Ikut Campur

Menurut Hasto, setiap partai memiliki kalkulasi politik tersendiri.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan sambutan saat kegiatan Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional Tahun 2022 di Gedung Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (10/6/2022). Kegiatan yang diikuti oleh sebanyak 101 kader partai perempuan PDIP dari 34 porvinsi tersebut dalam rangka melatih kader perempuan  dalam partisipasi, dan pendidikan politik dalam kegiatan kepartaian. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan sambutan saat kegiatan Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional Tahun 2022 di Gedung Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (10/6/2022). Kegiatan yang diikuti oleh sebanyak 101 kader partai perempuan PDIP dari 34 porvinsi tersebut dalam rangka melatih kader perempuan dalam partisipasi, dan pendidikan politik dalam kegiatan kepartaian. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, menanggapi soal rencana koalisi yang dibangun PKB dan PKS. Hasto mengatakan, PDIP tak ingin ikut campur strategi partai politik lain.

"Kami tidak mencampuri strategi dan kebijakan rumah tangga parpol lain. Setiap partai punya kalkulasi politik tersendiri dan kalkulasi politik PDIP adalah bergerak ke bawah menyatukan diri dengan seluruh kekuatan rakyat membangun optimisme bagi rakyat," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga

Menyikapi manuver yang dilakukan sejumlah partai, Hasto mengatakan PDIP enggan tertarik ikut-ikutan pergerakan elite parpol. Ia menuturkan, manuver dari PDIP adalah tunggal, bergerak ke bawah. 

"Kalau tentang kerja sama parpol kita didorong oleh bu ketum untuk mengedepankan semangat gotong royong, bekerja sama dengan seluruh partai, terutama yang memiliki rekam jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

Hasto mengungkapkan politik tidak hanya sekedar elektoral. Ada banyak persoalan bangsa yang urgen untuk segera diselesaikan.

"PDIP hanya mendorong bahwa masalah bangsa dan negara ini sangat banyak yang tidak bisa diselesaikan dengan manuver-manuver elit  yang harus dibangun kerja sama," ucapnya.

"Masalah-masalah ini harus dijawab oleh siapapun yang terpanggil sebagai pemimpin, kerawanan pangan, masalah pendidikan kita sangat khawatir bagaimana negara sebesar Indonesia ini seluruh perguruan tingginya kalah dengan negara-negara tetangga," imbuhnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement